Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Penyelenggaraan IOF ISO 26000 dan CSR 2018

  • Jumat, 02 November 2018
  • 5503 kali

International Open Forum (IOF) on ISO 26000 and Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan forum yang secara berkala diselenggarakan. Indonesia untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara ini di Bali. IOF kali ini diselenggarakan pada tanggal 29-30 Oktober 2018. Acara yang merupakan kerjasama antara BSN dan Corporate Forum for Community Development (CFCD) dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang terdiri dari perwakilan dunia usaha, pemerintah, NGO, organisasi konsumen, organisasi buruh, universitas dan profesi terkait lainnya yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat, baik nasional maupun internasional. Setelah IOF, acara dilanjutkan dengan pelatihan ISO 26000 (31 Oktober 2018) dan pelatihan ISO 20400 Sustainable procurement – Guidance (1 November 2018).

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisjam, yang menyampaikan bahwa kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sudah ada sejak sekitar 20 tahun yang lalu. Dengan adanya standar ISO 26000, kegiatan CSR yang dilakukan memiliki panduan dalam penerapannya.

Kepala BSN, Prof. Bambang Prasetya yang turut hadir dalam acara ini memberikan arahan mengenai pentingnya ISO 26000 digunakan sebagai alat yang mendukung praktek tunggung jawab sosial. Standar ISO dikembangkan melalui dua level konsensus, yaitu diantara para pakar internasional dan diantara negara-negara anggota ISO. Saat ini ISO beranggotakan 162 Negara, yang mana 99% populasi dunia merupakan anggota ISO. Dengan demikian, standar ISO 26000 memiliki legitimasi yang tinggi untuk digunakan di tingkat internasional.

Selain itu, acara menghadirkan pembicara nasional (perusahaan-perusahaan penerap CSR berbasis ISO 26000) dan internasional (pakar-pakar yang menyusun standar internasional ISO 26000). Turut hadir dalam acara tersebut adalah Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Dr. Zakiyah dan Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi, Konny Sagala.

Belajar dari penerapan standar ISO 26000 dari Cina yang sedang mengembangkan dokumen agar kegiatan CSR dapat dilakukan sertifikasi dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang, menerapkan kriteria CSR yang berbeda untuk sektor yang berbeda sesuai kebutuhan masing-masing, i.e sektor elektronika, pangan, produk segar, konstruksi.

 

Sebagaimana diketahui bahwa ISO 26000 Post-Publication Organization (PPO) yang dibentuk pada tahun 2010 untuk mempromosikan penggunaan standar ISO 26000 telah dibubarkan pada pertengahan Juli 2018. Sehubungan dengan hal tersebut, di sela-sela kegiatan IOF ini, para pakar yang sebelumnya sebagai penggiat PPO menyatakan membentuk organisasi yang menggantikan PPO, yaitu Stakeholder Global Network (SGN). Martin Neureiter (Austria), Hans Kroder (Belanda) dan Carolyn Schmidt (USA) ditunjuk sebagai Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris SGN.

Acara diakhiri dengan penyampaian kesimpulan oleh Ketua SGN, Mr. Martin Neureiter dan catatan penutup oleh  Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi – BSN. Hal-hal yang perlu ditindaklanjuti diantaranya: memperkuat peran serta dan kolaborasi multi-stakeholder dalam melakukan inisiatif tanggung jawab sosial; melakukan perbaikan berkelanjutan atas kualitas output penerapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)  berbasis standar ISO 26000; men-spesifikkan kriteria penilaian SNI award yang terkait penerapan CSR agar mengacu kepada standar ISO 26000.