Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Berpartisipasi dalam Konferensi Pertama Riset dan Inovasi Indonesia

  • Rabu, 31 Oktober 2018
  • 3307 kali

Ikatan Alumni Riset Pro (IASPro) menyelenggarakan Konferensi Pertama Riset dan Inovasi Indonesia pada Selasa (30/10/2018) di Jakarta. Konferensi ini mengusung tema "Menuju Indonesia Emas melalui Riset dan Inovasi Anak Bangsa" yang bertujuan mewadahi alumni Riset Pro dalam mengembangkan riset bersama untuk menghasilkan riset yang unggul, berinovasi, dan dapat memberikan solusi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.


Konferensi dihadiri jajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Ristek, perwakilan Bank Dunia, BAPPENAS, Kementerian Keuangan, stakeholder terkait, serta alumni Riset Pro. Badan Standardisasi Nasional (BSN) turut berpartisipasi dalam konferensi ini yang diwakili Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Humas BSN Iryana Margahayu, serta alumni Riset Pro BSN yaitu Firmansyah (Pustakawan), Azwar Sabana (Analis Perumusan SNI Bidang Mekanika, Elektronika, dan Konstruksi), Arini Widyastuti (Kepala Subbidang Notifikasi), Ardi Cahyadi Syarif (Pengelola Bahan Pustaka) dan Patria Rahayu (Kepala Subbidang Perpustakaan).

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir dalam sambutan tertulisnya menyampaikan bahwa rencana pencapaian pembangunan nasional melalui Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dalam sembilan bidang yaitu pangan, energi, kesehatan dan obat, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, material maju, kemaritiman, kebencanaan dan sosial humaniora. Pembangunan ini diwujudkan melalui pengembangan iptek untuk menghasilkan inovasi teknologi dan sumber daya manusia, terutama melalui peningkatan kapasitas kelembagaan negara dan lembaga riset yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui program beasiswa Riset Pro.


Direktur Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mukhlas Ansori mengatakan bahwa kekuatan inovasi dan penyediaan tenaga kerja terampil merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya saing nasional untuk menghadapi persaingan global. Tentu hal ini didukung oleh penelitian dan pengembangan berkelanjutan. Mukhlas pun menilai peran 7 LPNK Ristek dan sumber daya yang dimilikinya sangat dibutuhkan dalam mendorong peningkatan inovasi secara nasional.

Oleh karena itu Program Riset Pro diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kelembagaan dan pendanaan iptek. Sejumlah 463 karyasiswa telah diberangkatkan melalui program ini sejak tahun 2013. Selain itu lebih dari 1657 peneliti dan perekayasa yang juga telah menerima beasiswa non gelar dalam bentuk training, workshop dan capacity building di berbagai lembaga riset, universitas dan industri terkemuka di dunia. Harapannya, para karyasiswa dan peneliti/perekayasa dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan iptek melalui lembaga masing-masing. 

Ketua Presidium IASPro Tahun 2018-2020 Nugroho Adi Sasongko dari BPPT menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta masyarakat Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada karyasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Harapannya, karyasiswa dapat terus membaktikan ilmu dan tenaga untuk pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas.(ria-humas)