Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia Berpartisipasi Aktif dalam Sidang ke-52 ISO DEVCO

  • Jumat, 28 September 2018
  • 2169 kali

Indonesia, sebagai salah satu anggota komite kebijakan ISO untuk negara-negara berkembang, berpartisipasi aktif dalam Sidang ke-52 ISO Committee for Developing Countries (ISO DEVCO) di Jenewa, Swiss pada tanggal 25-26 September 2018.

 

Delegasi Republik Indonesia yang hadir dalam Sidang tersebut diketuai oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya. Anggota delegasi terdiri dari Sekretaris Utama BSN Puji Winarni, Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN I Nyoman Supriyatna, Dosen dari Universitas Gadjah Mada Faisal Fathani dan Kepala Subbidang Kerjasama Multilateral dan Internasional BSN Ike Permata Sari.

 

Dalam sidang kali ini, Direktur Capacity Building ISO yang baru saja bergabung menyampaikan pidato perkenalannya. Ia mengungkapkan keinginannya agar capacity building yang dilakukan oleh ISO untuk negara-negara berkembang dapat benar-benar memberikan dampak yang dapat diukur. Program Capacity Building ISO tidak hanya sekedar mengusung Output tetapi juga Outcome, Result dan Impact yang ingin dicapai, dengan memanfaatkan secara maksimal sumber daya (input) yang tersedia.

Indonesia mendukung inisiatif ISO DEVCO terkait pelibatan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam standardisasi. Indonesia berbagi pengalaman mengenai program pembinaan UKM Indonesia untuk menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), membuat role model untuk promosi meningkatkan kepedulian UKM lainnya terhadap manfaat dari menerapkan standar.

 

Indonesia dapat mengusulkan untuk berpartisipasi dalam program twinning sebagai Sekretaris dan/atau Ketua Komite Teknis ISO dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif di kegiatan pengembangan standar. Konsep twinning kali ini tidak hanya dapat dilakukan diantara Negara Maju dan Negara Berkembang, namun juga dapat dilakukan diantara sesama Negara Berkembang. Yang berbeda dari konsep twinning sebelumnya adalah keharusan untuk menyiapkan dan menyampaikan laporan kemajuan (progress report) secara berkala yang akan dievaluasi oleh ISO.

Pada kesempatan ini Kepala BSN juga diundang sebagai pembicara dalam salah satu sesi break-out Sidang ISO DEVCO mengenai Teaching Standards. Bambang menyampaikan pentingnya edukasi untuk membangun budaya dan kepedulian terhadap standar dan penilaian kesesuaian untuk membangun masyarakat Indonesia yang berorientasi terhadap kualitas.

 

Di antara negara-negara berkembang, Indonesia dianggap sebagai negara yang paling maju dalam hal Pendidikan Standardisasi. Bambang pun mengangkat studi kasus pendidikan standardisasi di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta sebagai role model. Beberapa negara ingin berdiskusi lebih lanjut tentang beberapa model edukasi yang telah sukses. Namun, demikian ada yang menginginkan tentang impak dari edukasi pendidikan ini secara kuantitatif.