Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pasar Manis Purwokerto Dipuja Warga dan Pendatang

  • Kamis, 13 September 2018
  • 2023 kali

 

KATA siapa pasar tradisional kumuh dan tidak bersih? Tengok saja Pasar Manis di Purwokerto, Jawa Tengah. Pasar Manis yang menampung ratusan pedagang tersebut kini menjadi salah satu favorit warga Purwokerto.

"Kesan sebagai pasar tradisional yang bau, kumuh, dan becek kalau hujan sama sekali tidak ada lagi di sini. Jadi, para pembeli nyaman berbelanja," kata Murni, salah seorang warga Purwokerto, kemarin.

Bahkan warga dari luar Kota Purwokerto, Fatmah, mengungkapkan bahwa Pasar Manis menjadi salah satu pasar yang menyenangkan.

"Kurang lengkap kalau tidak mampir ke Pasar Manis. Meski tidak sebesar Pasar Wage di Purwokerto atau Pasar Ajibarang, Pasar Manis jauh lebih nyaman dan menyenangkan," ujar Fatmah.

Dulu, Pasar Manis tidak ubahnya pasar tradisonal lain. Hanya berupa bangunan kecil dengan atap genting. Kalau hujan, becek karena sebagian berlantai tanah.

"Kondisinya sangat memprihatinkan. Sekarang sudah berubah. Bagi pedagang, kini jauh lebih nyaman. Tidak perlu khawatir barang-barangnya basah kalau hujan," ungkap Arsiti, pedagang yang telah berjualan sejak 1985.

Berawal ketika Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama rehabilitasi Pasar Wage, 30 Juni 2015. Waktu itu, Jokowi sekaligus juga me-launching program revitalisasi 1.000 pasar di Indonesia.

Tidak sampai setahun, pembangunan Pasar Manis tahap pertama yang menghabiskan dana Rp10 miliar rampung. Jokowi meresmikan Pasar Manis yang sudah didandani pada 4 Mei 2016. Setelah di resmikan, pembangunan tahap kedua dilanjutkan dengan dana Rp8 miliar dan rampung pada Februari 2017.

"Jika nyaman dan bersih, bukan pedagang saja yang senang, pembeli pun banyak datang ke sini," kata Nariwen, pedagang barang kelontong. 

Pasar Manis di Purwokerto memang spesial karena peletakan batu pertama dan peresmiannya langsung dilakukan orang nomor satu Republik ini.

Bahkan, pasar tersebut telah mendapat sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Artinya, pasar yang mendapatkan SNI telah melewati seleksi di berbagai kriteria.

"Aspek yang dinilai agar pasar mendapatkan sertifikat SNI di antaranya ruang dagang, aksesibilitas dan zonasi, penyediaan lahan parkir, dan area bongkar muat barang. Semua ini harus ada, baru kemudian pasar memperoleh sertifikat SNI. Kami terus berusaha menjaga Pasar Manis agar tetap menjadi pasar percontohan," tandas Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar Manis, Lilik Gunawan. (LD/X-3)

SUMBER : Media Indonesia.com, 12 September 2018