Implementasi Penerapan Pendidikan Standardisasi di Kopertis Wilayah V

Yogyakarta. Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Nasrudin Irawan, menjelaskan pendidikan standardisasi sangat diperlukan dilingkungan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Hingga saat ini, BSN telah menandatangani MoU sebanyak 51 perguruan tinggi di Indonesia dan 19 diantaranya telah menerapkan pendidikan standardisasi. Pendidikan standardisasi merupakan salah satu dari tiga indikator negara maju selain industri dan sumber daya manusianya. (Rabu, 4/7)

Dalam mengembangakan pendidikan standardisasi, BSN tidak bekerja secara sendiri, melainkan bekerjasama dengan semua pihak. Pegiat pendidikan dan dosen dapat bergabung dengan FORSTAN (Forum Standardisasi). FORSTAN sebagai mitra strategis BSN dalam mengembangkan pendidikan standardisasi memiliki peran penting agar jejaring pendidikan standardisasi semakin meluas. "Dengan berdirinya forum ini, kedepannya akan semakin baik" ujar Nasrudin.

Bambang Supriyadi, Koordinator Kopertis wilayah V menyampaikan apresiasinya dalam acara ini untuk dapat diimplementasikan di perguruan tinggi masing-masing. Penerapan pendidikan standardisasi dalam bentuk Training of Trainers (TOT) ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan jejaring BSN di Kopertis wilayah V. Sehingga kedepannya pendidikan standardisasi dapat dijadikan bahan ajar, sisipan mata kuliah atau surat keterangan pendamping ijazah.

Workshop ini dihadiri sekitar 50 orang dari 24 PTS di Kopertis Wilayah V. Dengan materi Pengantar Standardisasi oleh Dewi Odjar Ratna Komala, Pemanfaatan E-Learning Standardisasi oleh Kristiati Andriani, dan Pengenalan Sistem Manajemen Mutu Untuk Perguruan Tinggi oleh Muhammad Rosiawan. Pendidikan standardisasi sangat penting di perguruan tinggi karena akan menghasilkan lulusan SDM unggul dan menjadi kekuatan baru Indonesia dalam persaingan global. (rmy/humas)

Materi workshop dapat diunduh di sini