Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Tingkatkan Pemahaman Tentang Manajemen Risiko, BSN Gelar Bedah Buku dan Sosialisasi Peraturan BSN

  • Rabu, 23 Mei 2018
  • 4149 kali

Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai SNI ISO 31000 tentang Manajemen Risiko dan penerapannya,  Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Bedah Buku dan Workshop Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000 di gedung II BPPT, Rabu (23/5/18). Acara ini menghadirkan  narasumber dosen tetap FEB UI untuk mata kuliah keuangan dan manajemen risiko yang juga menjabat sebagai Dewan Penasihat Indonesia Risk Professional Association (IRPA), Dewi Hanggraeni; Dewan Penasihat Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Leo J Susilo; serta inspektur Inspektorat BSN, Heru Suseno.

"Bila membaca buku ini, kita akan mendapatkan pengetahuan, tapi dengan mengikuti workshop ini, kita akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman berdasarkan pengalaman dr para narasumber," ujar Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN, Yustinus Kristianto Widiwardono saat melaporkan kegiatan kepada para peserta.

Sekretaris Utama BSN, Puji Winarni, menyambut baik acara ini. “kalau hanya membaca dokumen SNI-nya, mungkin akan pusing. Untuk itu, diperlukan kajian-kajian yang lain seperti buku ini” ujarnya. Pada dasarnya, lanjut Puji, risiko bisa dikurangi dampaknya. “Manajemen risiko berarti menciptakan dan melindungi nilai," jelasnya. Tak lupa ia mengapresiasi komite teknis 10-03, karena selain merumuskan, mengadopsi standar SNI ISO 31000, komite teknis ini juga sangat agresif dalam menyosialisasikan SNI ISO 31000 ke masyarakat. Puji pun berharap para peserta dapat meyakinkan stakeholder bahwa standar ini sangat bermanfaat bila diterapkan.

Menanggapi buku ini, Leo memandang bahwa kendatipun secara umum sudah cukup baik, namun buku ini masih perlu perbaikan. Apalagi, ketika buku ini terbit, pada saat yang sama ISO juga telah menerbitkan revisinya terbaru, sehingga isi dari buku ini perlu mendapatkan kajian terhadap seberapa jauh kesesuaiannya dengan revisi ISO 31000:2018.

Pun demikian menurut Dewi. “Secara keseluruhan, penyajian buku ini sudah baik dan bermanfaat. Namun buku ini akan lebih baik bila ditambah dengan pembuktian manfaat dalam menerapkan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000 dan bahayanya jika tidak menerapkan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Heru memaparkan bahwa BSN sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab di bidang standardisasi juga sedang berusaha menerapkan SNI ISO 31000. Heru pun menegaskan bahwa saat ini BSN telah menerbitkan Peraturan BSN Nomor 5 Tahun 2018 tentang Manajemen Risiko di Lingkungan BSN. “Penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pencapaian kinerja,” ujar Heru.  (ald-Humas)