Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Menggagas BSN Menuju World Class NSB Serta Platform Inovasi dan Mutu

  • Selasa, 03 April 2018
  • 4392 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang sudah eksis di Indonesia sejak 1997 kini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 dan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018, menjadikan BSN mempunyai posisi sangat strategis. Oleh karena itu BSN menjadi semakin penting keberadaannya dan perlu terus ditingkatkan peran serta performance-nya dalam misinya meningkatkan kualitas hidup dan saya saing bangsa Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, diperlukan pemikiran dan gagasan positif nan cerdas yang dapat diterapkan untuk mendukung peran BSN, sehingga dapat menjadi badan standar nasional kelas dunia (world class national standards body/NSB), sekaligus sebagai lembaga yang menjadi platform untuk inovasi dan mutu di Indonesia.

Pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan tersebut tertuang dalam Buku “Menggagas BSN Menuju World Class NSB Serta Platform Inovasi dan Mutu”. Buku ini merupakan kumpulan esai terpilih BSN Essay Competition 2017. Sebanyak 10 esai terpilih hasil karya pegawai BSN ini memuat pemikiran, gagasan dan harapan bagaimana BSN mencapai posisi dan memainkan peran sebagai badan standar nasional kelas dunia.

Buku ini memuat 10 topik, yaitu: (1) Mewujudkan visi menjadi NSB; (2) Revolusi mental membangun platform inovasi dan mutu nasional, akan membawa BSN menjadi organisasi kelas dunia tahun 2025; (3) Standar dan inovasi sebagai katalisator peningkatan ekonomi; (4) Politik standardisasi dalam menghadapi era globalisasi; (5) Inisiatif satu data BSN sebagai solusi integritas tata kelola data standardisasi dan penilaian kesesuaian yang berkelanjutan; (6) Inovasi pelayanan publik dalam konteks penyebarluasan konten SNI melalui SISPK sebagai pendorong peningkatan budaya mutu nasional; (7) Inovasi tanda SNI di era teknologi informasi mewujudkan BSN sebagai badan standardisasi kelas dunia; (8) Inovasi dan daya saing: sebuah tantangan peran BSN; (9) Capacity building sebagai sarana penerapan SNI ISO 37001:2016 di lingkungan BSN guna mewujudkan organisasi kelas dunia; (10) Rebranding BSN melalui optimalisasi intangible assets menuju world class institution.

Kepala BSN Bambang Prasetya pun mengapresiasi karya 10 penulis BSN tersebut. Bambang mengungkapkan, ke depan, diharapkan BSN bisa menjadi lembaga yang dibanggakan semua orang. Oleh karena itu, untuk mewujudkan BSN yang berkelas dunia, Bambang mengajak semua pegawai BSN untuk turut menyumbangkan pikiran dan gagasannya.

Saat ini, posisi BSN sudah sangat strategis. “Kita mendapat payung hukum yang bagus, masyarakat senang terhadap BSN, dan industri banyak yang ingin kerja sama. Rasanya inilah momentum untuk memikirkan (BSN) ke depan,” ujar Bambang saat membuka acara Bedah Buku “Menggagas BSN Menuju World Class NSB Serta Platform Inovasi dan Mutu” pada Senin (2/4) di Jakarta.

Bedah buku yang diselenggarakan Perpustakaan BSN ini menampilkan 3 pembicara utama yaitu Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad, Peneliti Madya BSN Suprapto, Pustakawan Utama Institut Pertanian Bogor Abdul Rahman Saleh, serta moderator Peneliti Madya BSN Suminto.

Kukuh menyampaikan, kesepuluh tulisan-tulisan tersebut ialah mozaik yang kita susun untuk mewujudkan BSN yang world class. Kukuh pun menekankan, pemenuhan terhadap misi BSN menjadi prasyarat sebelum mewujudkan BSN yang world class.

Sementara itu Suprapto mengatakan, buku ini memberikan ide-ide yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen BSN, bila BSN ingin menuju world class organisasi. Buku ini memuat gagasan parsial (aspek tertentu) yang relevan dan perlu dirangkum dalam rangka mewujudkan BSN menuju world class organization serta platform Inovasi dan Mutu.

Walaupun demikian, menurut Abdul, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam buku ini terkait cara penulisan, penyusunan dan penyuntingan buku tersebut.

Kegiatan bedah buku atau knowledge sharing yang sering diadakan Perpustakaan BSN ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memelihara intelektualitas para pegawai BSN di tengah kesibukan bekerja. Kepala Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan BSN Minanuddin mengatakan sikap kritis harus terus dipelihara. “Membangun budaya belajar. Organisasi yang maju adalah organisasi yang belajar,” ujar Minanuddin.(ria-humas)

 




­