Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Kembangkan SNI Tentang Stasiun Pengisian Mobil Listrik

  • Selasa, 27 Maret 2018
  • 3812 kali

Dalam menyikapi teknologi yang sedang berkembang di dunia, Badan Standardisasi Nasional (BSN) berupaya mengupdate Standar Nasional Indonesia (SNI), baik mengkaji ulang SNI yang telah ditetapkan maupun menyusun SNI baru. Salah satu topik teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah kendaraan bertenaga listrik. Melihat hal tersebut, salah satu fokus BSN saat ini adalah pengembangan SNI terkait kendaraan bertenaga listrik. “Saat ini, BSN telah menetapkan 3 SNI terkait kendaraan bertenaga listrik,” ujar Deputi Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, I Nyoman Supriyatna saat membuka Focus Group Discussion dengan asosiasi Charging Station Internasional, CharIN dan stakeholder terkait diantaranya B2TKE BPPT, PLN, Pertamina, PT Siemens Indonesia serta PT ABB di Kantor BSN, Jakarta pada Senin (26/3/18).

Komite teknis 43-02 yang membidangi Kendaraan Jalan Raya Bertenaga listrik pun tengah menyusun 8 SNI tambahan dan telah mengusulkan penyusunan 3 SNI baru. Nyoman pun menyatakan bahwa salah satu concern saat ini adalah BSN ingin menyusun standar tentang stasiun pengisian mobil listrik. “Di dunia sekarang, seluruh dunia mengacu pada standar internasional ISO IEC. Kami pun mengadopsi standar internasional dalam mengembangkan stasiun pengisian mobil listrik,” ujar Jacques Borremans dari CharIN menanggapi paparan Nyoman. Jacques pun memaparkan bahwa secara garis besar, standar internasional terkait stasiun pengisian listrik terbagi 3, yaitu connector (IEC 62196), communication (ISO/IEC 15118), serta supply station (IEC 61851).

CharIN melihat potensi pengembangan stasiun pengisian mobil listrik sangat besar. “Bila dibandingkan dengan bahan bakar yang saat ini digunakan, menggunakan tenaga listrik sebagai sumber tenaga penggerak dapat lebih efisien,” jelas Jacques. Ia pun memaparkan, hanya dengan mengisi daya listrik 50kw selama  12 menit, hal tersebut dapat menyokong tenaga untuk pemakaian kurang lebih sejauh 400 km.  “pengisian daya pun tentunya kita lihat sesuai peruntukan pemakaian,” ujarnya.

BSN menilai pengembangan SNI terkait stasiun pengisian mobil listrik merupakan peluang besar dalam menghadapi dunia industri di masa depan. sebagai tindak lanjut, BSN berencana akan mengundang industri pembuat mobil listrik, sehingga tercipta pemahaman antara pemerintah dan industri terkait kendaraan bertenaga listrik, khususnya terkait stasiun pengisian mobil listrik. (ald-Humas)