Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN gelar Seminar “Peranan Akademisi Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Unggulan Daerah Melalui Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian” di Universitas Muhammadiyah Magelang

  • Senin, 17 April 2017
  • 3342 kali

Dalam rangka implementasi kerjasama antara BSN dengan Perguruan Tinggi, pada Hari Rabu yang lalu (05/04) di Universitas Muhammadiyah Magelang telah dilaksanakan kegiatan Seminar dengan tema “Pentingnya Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Standar”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang, dengan dihadiri kurang lebih 200 orang yang terdiri akademisi Universitas Muhammadiyah Magelang, baik para Dosen, Wakil Rektor, Ketua dan Sekretaris, serta Dekan, Wakil Dekan, Kepala Lembaga, Kepala Lab dan mahasiswa, UKM dan SKPD di Kabupaten Magelang. Pada kegiatan kali ini dihadiri pula oleh Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang, Bapak Ir. Eko Muh. Widodo, MT sekaligus beliau memberikan sambutannya dan membuka kegiatan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Universitas Muhammadiyah Magelang telah menjalin kerjasama dengan Badan Standardisasi Nasional yang tertuang di dalam Kesepakatan Bersama yang telah ditandatangani pada tanggal 16 November 2016, dan kegiatan pada hari ini adalah salah satu realisasi dari kesepakatan bersama tersebut. Dengan diadakannya kegiatan Seminar mengenai standardisasi yang mana di era sekarang ini sangat relevan dan penting sekali dalam mengelola perguruan tinggi dimana tuntutan pemerintah dengan regulasi yang begitu cepat perlunya penyesuaian dan pemenuhan standardisasi. Harapannya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang sebagai akademisi untuk dapat lebih mengenal dan mengerti serta mampu berkontribusi di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, karena kedepannya di era globalisasi ini jasa dan produk akan terstandardisasi, termasuk di dalamnya SDM Universitas Muhammadiyah Magelang. Acara ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar terutama bagi Universitas Muhammadiyah Magelang sebagai akademisi yang memiliki peran serta yang sangat strategis dalam pengembangan standardisasi.

Pada Kesempatan ini I Nyoman Supriyatna Selaku Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini memiliki Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Didalam UU ini terdapat 11 Bab dan 76 pasal, yang isinya adalah menjelaskan mengenai pengertian standardisasi, standar, sertifikasi, akreditasi, SNI, dan PNPS serta pembinaan UKM dan mengatur pula mengenai sanksi pidana dalam memalsukan tanda SNI, membubuhkan tanda SNI diluar ketentuan UU.

Paparan pertama disampaikan oleh Konny Sagala selaku Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi menyampaikan bagaimana SNI dikembangkan, dirumuskan serta prinsip dasar perumusan standar. Setelah dikembangkan dan dirumuskan bagaimana penerapannya. Karena SNI ini mendukung pembangunan nasional dan melindungi masyarakat. Sesuai dengan seminar ini maka harapan kepada Perguruan Tinggi karena memiliki potensi maksimal untuk berkontribusi dalam dunia standar; Jembatan utama (ultimate bridge) antara generasi muda dengan dunia profesional; dan Sumber utama (key producers) dari ilmu pengetahuan. Disamping itu ada beberapa program pendidikan standardisasi di Indonesia antara lain di Perguruan Tinggi yaitu Sarjana : MoU, Pengembangan Kurikulum dan Buku Teks/Materi Ajar, Mata Kuliah Standardisasi, Workshop, Magang dan Kunjungan ke Industri, Kompetisi, ToT Dosen, Jejaring Dosen dan Pasca Sarjana: Pengembangan Kurikulum dan Materi Ajar. Diakhir kesempatan Konny menjelaskan sebaran kerjasama antar Perguruan Tinggi yang dilakukan BSN dan isi ruang lingkup kerjasama standardisasi serta contoh implementasi kerjasama dan role model UKM yang telah di bina oleh BSN.

 

Paparan kedua disampaikan oleh Ir. Eko Muh Widodo, MT selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang menyampaikan bahwa Tujuan dari Kerjasama adalah Pemanfaatan kemampuan dan sumber daya perguruan Tinggi (UMMagelang) dan BSN dalam pembinaan dan pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian yang diharapkan dapat Mendorong peningkatan produk unggulan daerah yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Standard adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan dukungan seluruh stakeholders, sehingga tantangannya saat ini adalah Keterbatasan sumber daya, infrastruktur penunjang kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia, belum optimalnya penerapan standardisasi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya daerah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah, kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap standardisasi dan penilaian kesesuaian, belum optimalnya komitmen dan awarness stakeholder dalam menanggapi isu penerapan  standardisasi dan terbatasnya jumlah tenaga ahli standardisasi dan penilaian kesesuaian. Sehubungan dengan hal tersebut maka harapan Perguruan Tinggi adalah BSN memandu industri dan UMKM dengan menggunakan human resource UMMagelang melalui pendidikan, pelatihan dan promosi standardisasi dan penilaian kesesuaian, UMMagelang dengan support dari BSN dapat membangun UMKM resource development center, dimana UMKM resource development center ini akan mengembangkan portofolio untuk mengembangkan standardisasi, Pengembangan SNI Corner sebagai pusat informasi BSN dan Pengembangan laboratorium terstandard.

Disesi akhir seminar dibawakan oleh Bapak Ashari selaku CEO CV. Hari mukti Tekhnik, yang menjelaskan Visinya Menjadi perusahaan mesin laundry yang aman dan berkualitas dan mempunyai misi Mengembangkan produk mesin laundry yang aman dan berkualitas, Memenuhi harapan pelanggan dalam hal mutu,pengiriman dan biaya melalui perbaikan terus menerus dan interaksi pelanggan, Meningkatkan kreatifitas produk melalui inovasi dan teknologi dan Meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal. Ashari menguraikan sejarah berdirinya CV yang ia pimpin sampai dengan jumlah karyawannya dan kelebihan dari produk yang dihasilkan. Ia menjelaskan manfaat dari penerapan SNI yaitu Dari sisi produsen: Terdapat kejelasan target kualitas produk yang harus dihasilkan seperti Meningkatkan produktivitas dan Memudahkan jalur koordinasi antar bagian; Dari sisi konsumen seperti Dapat mengetahui kualitas produk yang ditawarkan sehingga dapat melakukan evaluasi baik terhadap kualitas maupun harga; Dari sisi Pemerintah seperti Dapat melindungi produk dalam negeri dari produk-produk luar yang murah tapi tidak terjamin kualitas maupun keamanannya, dan meningkatkan keunggulan kompetitif produk dalam negeri di pasaran internasional. Dalam hal menerapkan SNI, beliau mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain Keterbatasan Sumber Daya Manusia, Kurangnya laboratorium penguji mengakibatkan tingginya biaya, Kurangnya komitmen dan Kurangnya kelengkapan legalitas,daftar merk dagang dan dokumentasi mutu. Untuk mengatasi kendalanya ada beberapa strategi yang harus dilaksanakan yaitu Sering dilakukan sosialisasi dan pelatihan proses untuk memahami subtansi SNI, Melakukan pengadaaan alat uji serta menjalin kerjasama dengan laboratorium B4T dan UGM, Melengkapi legalitas-legalitas,daftar merk dagang dan dokumentasi mutu dan Meningkatkan komitmen personal team. Diakhir paparannya beliau menjelaskan mengenai manfaat bimbingan SNI dari BSN yaitu Membantu mengarahkan UKM dalam melakukan proses SNI, Memberi pengarahan pentingnya produk untuk mempunyai sertifikat SNI, dan Menambah strategi pemasaran.

Sebelum memasuki sesi terakhir yaitu diskusi dan tanya jawab, dari panitia BSN memberikan kuis kepada peserta sebagai feedback untuk mengetahui pemahaman peserta selama kegiatan berlangsung. Pada sesi ini peserta sangat antusias menjawab pertanyaan dari panitia. Acara ini dikemas dengan sangat apik oleh moderator, didapatkan kesimpulan bahwa kerjasama yang terjalin antara BSN dengan UM Magelang diharapkan tidak hanya sampai saat ini saja, tetapi dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan standardisasi di Indonesia.(KSDN-PKS).