Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Prospek Industri Lampu Kian Terang

  • Rabu, 22 Juli 2009
  • 4399 kali
Peluang ekspor terbuka setelah banyak merek LHE memenuhi SNI

Kliping berita :

 
JAKARTA. Industri lampu tumbuh subur. Salah satu pemicu gairah industri ini adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 56 tahun 2008. Permendag ini cukup efektif menghambat serbuan lampu impor yang masuk secara ilegal.

Permendag tersebut mengatur bahwa impor beberapa produk tertentu –yaitu elektronik, pakaian jadi, mainan anak-anak, alas kaki, dan produk makanan dan minuman- hanya dapat dilakukan oleh importer terdaftar (IT). "Aturan ini sejauh ini dijalankan secara efektif sehingga barang impor ilegal asal China makin berkurang," jelas John Manoppo, Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), kemarin (21/7).

Sebelum ada kebijakan tersebut, produk lampu ilegal asal China membanjiri pasar dan menyudutkan industri lampu dalam negeri, khususnya lampu hemat energi (LHE).

Untungnya, semenjak pemberlakuan peraturan menteri tersebut, peredaran lampu asal China mulai berkurang.

Mari kita lihat datanya. Di tahun 2007, dari konsumsi lampu yang mencapai 90 juta, 95% merupakan lampu asal China. Lalu di 2008, dari 120 juta konsumsi lampu di pasar nasional, 90% merupakan produk China. Tahun ini, "Diharapkan produk impor asal China tinggal 50%," jelas John.

Selain menunjukkan turunnya dominasi lampu impor ilegal, konsumsi bohlam dalam negeri juga terus naik.

Tahun ini konsumsi lampu nasional diperkirakan naik menjadi 180 juta unit. Ini berdasarkan perhitungan, pelanggan PLN sekitar 36 juta Kepala Keluarga (KK). Jika setiap rumah menggunakan 5 unit lampu, maka konsumsi lampu nasional sekitar 180 juta unit.

”Kami perkirakan 50% menggunakan lampu produksi lokal, maka penjualan lampu listrik lokal tahun ini sekitar 90 juta unit,” kata John.

Tentu perkembangan ini membuat para pengusaha lampu legal senang. Sebut saja, Philips merek lampu asal Belanda yang kini suda diproduksi di dalam negeri. Senior Marketing Manager Lighting Philips, Hendra Rusmana yakin, penjualan bola lampu Philips tahun ini  akan meningkat lebih dari 10% dibandingkan tahun lalu. Hingga saat ini, Philips menguasai 30% pasar lampu Indonesia dan menjadi market leader.

Cerahnya prospek industri lampu ini membuat beberapa perusahaan asing berniat membuka pabrik di Indonesia. Salah satuya Megaman, perusahaan lampu asal Jerman.
Menurut Direktur utama Megaman Indonesia, Stephen Gunawan, semenjak masuk pasar Indonesia di 2005, penjualan lampu mereka naik 10% per tahun. Bahkan tahun ini penjualannya diperkirakan naik 15%. "Target di 2010, kami mengharapkan pertumbuhan 30%," jelasnya. Ini tidak terlalu optimistis, soalnya kata Stephen, pertumbuhan pasar lampu di Indonesia mencapai 60%.

Kini 115 merek LHE sudah memenuhi SNI
Merujuk catatan Aperlindo, jumlah produsen lampu di Indonesia sekarang ini mencapai 18 perusahaan.

Yang menarik, jumlah merek lampu yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terus meningkat dari waktu ke waktu.

Di 2003 lalu, baru ada lima merek lampu LHE yang sudah memenuhi SNI. Namun di tahun ini jumlahnya sudah naik menjadi 115 merek LHE. Lonjakan ini tak lepas dari langkah pemerintah menerapkan SNI wajib untuk LHE.

Dengan semakin banyaknya merek LHE yang memenuhi SNI, kalangan industri lampu LHE yakin, dalam waktu satu tahun ke depan, lampu LHE produksi Indonesia sudah bisa menembus pasaran ekspor.


Bahkan Aperlindo menargetkan, pada 2010 nanti, produsen lampu Indonesia bisa mengekspor 5 juta unit LHE, untuk memenuhi pasar di beberapa negara, seperti Malaysia, Philipina, Singapura, Australia, dan Afrika.

Yudho Winarto


Sumber :
Harian Kontan
Rabu, 22 Juli 2009, hal 15





­