Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Musi Coffee Culture 2019, Mengembalikan Kejayaan Kopi Sumsel

  • Senin, 08 April 2019
  • 4177 kali

Dua hari lalu, Jum'at-Sabtu, (5-6/04/2019) dapat dikatakan sebagai hari bersejarah bagi perkopian Sumatera Selatan. Berlangsung sebuah acara sederhana penuh makna, Musi Coffe Culture 2019, yang digagas para anak muda pegiat kopi (barista, roastery, dan master trainer kopi) dan pegiat pariwisata Sumsel.

 

Berangkat dari keinginan untuk mengangkat kembali marwah dan kejayaan kopi Sumsel agar produktivitas dan kualitasnya bisa kembali meningkat dan diakui.

 

Dipilihlah tempat bersejarah cagar budaya peninggalan Belanda, yakni Kantor Dagang Jaobsen Van Den Berg di Jalan Depaten Baru, No. 32, Kelurahan 28 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang.

 

Gedung yang dibangun sekitar 1800-an ini dulunya adalah kantor pusat perdagangan Belanda yang memiliki jaringan bisnis internasional yang kuat, mulai dari New York, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Buenos Aires, Montevideo, Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hongkong, Tokyo, Osaka, Kobe, Sydney, Melbourne, Brisbane dan Batavia (Jakarta) berdasarkan penuturan pengamat sejarah Sumsel Kemas Ari Panji seperti dikuti dalam berita antara (4/4).

 

Kopi asal Sumsel yang merupakan salah satu komoditas perdagangan utama, menjadi salah satu kopi yang paling dicari di dunia pada masa itu, terutama kopi dari Semendo dan Pagar Alam, yang bahkan Ratu Juliana, Ratu Belanda (1948-1980) pun sangat menyukainya.

 

Acara yang panitianya diketuai oleh Burlian Muhazan (Barista History Coffee) ini diisi dengan talkshow kopi dari hulu sampai hilir, kompetisi seduh tubruk kopi, 20 stand kopi dari kedai kopi lokal Palembang, Pameran produk kopi dari petani, pertunjukan seni dan budaya Sumsel serta lomba fotografi.

 

Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN wilayah Palembang turut mengisi stand pameran Dewan Kopi Sumsel. Menampilkan contoh produk kopi berSNI, Kopi Benua dan Kopi Tunggu Tubang Semendo serta dokumen SNI Biji kopi (SNI 2907:2008) dan SNI Kopi Bubuk (SNI 01-3542-2004).

 

Dalam acara yang meski sederhana ini, tergambar jelas, semangat dan kegembiraan anak-anak muda pegiat kopi Sumsel yang percaya dan yakin Kopi dari Sumsel akan berjaya kembali.

 

Setidaknya salah satu indikatornya, hadirnya para pakar kopi nasional sekelas ketua SCAI (Specialty Coffee Association Indonesia), Deputi Kepala Bekraf, Staf Ahli Gubernur bidang Ekonomi, Pengurus Pusat SCOPI (Sustainable Coffee Platform Indonesia), Pengurus Pusat Yayasan Inisiasi Dagang Hijau, Kepala Dinas Perkebunan Sumsel dan masih banyak lagi.

 

Untuk juri lomba seduh kopi tubruk pun demikian, ada Doddy Samsura (tiga kali juara kompetisi nasional Barista, 1st runner Up FBC Singapore), Raymond Ali (Licenced Q Grader, 3rd IBC 2017, 4th IBC 2018 & 2019. Selain itu, beliau juga owner sekaligus head barista dan roaster Luthier Coffee Palembang), dan Laila Dimyati (Certified Q Grader, Indonesia Coffee Events Certified Jugde, dan anggota Palembang Berkebun).

 

Dalam acara ini KLT BSN Palembang berhasil membukukan transaksi kopi berSNI senilai Rp 1.120.000 dan juga permintaan ekspor, 20 ton biji kopi sangrai (roasted coffee bean) ke Jepang, Korea Selatan dan UAE dari perusahaan/inevstor Jepang yang membuka kantor di Palembang, Labuan Malaysia, dan Teheran Iran.

 

Acara sudah selesai tapi aroma dan cita rasa kopi Musi Coffee Culture masih terasa, semoga bisa berjaya dan membudaya seperti nama event-nya. (klt_palembang)