Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Hadiri Pelepasan Ekspor Tiga Komoditas Unggulan Sumsel

  • Senin, 18 Maret 2019
  • 2169 kali

Palembang – Propinsi Sumatera Selatan berada di urutan ke-10 dalam kontribusi di sektor ekspor non migas dengan mencatat angka 1.454,40 juta dolar Amerika Serikat atau berkontribusi 0,89% terhadap total ekspor non migas Indonesia senilai 162.810,20 juta US Dolar pada tahun 2018, hal ini sesuai dengan data yang dilansir Badan Pusat Statistik. Untuk itu, Kementerian Pertanian memasukan tiga komoditas unggulan kedalam fokus pembangunan pertanian di Sumsel yakni masing-masing adalah karet, kelapa bulat dan kopi.

 

“Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden, untuk menggenjot ekspor non migas guna meraup devisa negara, “ kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian saat menyerahkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosaniatary Certificate, PS sebagai persyaratan ekspor negara mitra dagang di Palembang, Jumat (15/3).

 

Berdasarkan data sistem aplikasi iMACE atau Indonesia Maps of Agricultural Commodities Exports yang disampaikan oleh Bambang Hesti Susilo Kepala Karantina Pertanian Palembang pada  tahun  2018 tercatat ekspor komoditas pertanian dari Propinsi Sumatera Selatan berupa  karet sebanyak  249.000 ton dengan nilai  Rp. 3.9 triluin, kelapa bulat sebanyak 129.001 ton dengan nilai Rp. 245,1 milyar dan kopi  sebanyak 2.195  ton dengan nilai Rp.39,5 milyar.

 

Hari ini kita akan melepas ekspor perdana tahun 2019 yaitu karet yang berjumlah 1.108  ton dengan nilai Rp. 21,6 milyar atau setara dengan 1.550.000 USD  dengan tujuan Jepang dan Finlandia. Kemudia, komoditas  kelapa berjumlah 500 ton dengan nilai Rp.1.3 milyar  atau setara dengan 95.000 USD dengan tujuan ke Cina  dan komoditas kopi berjumlah 210 ton dengan nilai Rp. 4,2 milyar atau setara dengan 301.770 USD dengan tujuan ke negara Inggris. jelas Bambang

 

Menurut H. Herman Deru, Gubernur Sumsel, bahwa pelepasan ekspor di Pelabuhan Bom Baru Palembang ini adalah momentum untuk menguatkan komitmen kita semua dalam upaya meningkatkan nilai tambah dari hulu ke hilir. Pelepasan ekspor komoditas pertanian dari Propinsi Sumatera Selatan diharapkan menjadi titik tolak bagi kita semua untuk senantiasa peduli terhadap peningkatan kesejahteraan petani yang merupakan faktor penting dalam upaya kita untuk peningkatan ekspor komoditas pertanian. 

 

BSN yang diwakili Haryanto, personel KLT BSN Palembang turut hadir pada acara ini mendampingi 4 orang petani kopi dari Semendo, Muara Enim yang akan menjadi pilot project Model Pengembangan Agribisnis Kopi Sumsel. Program ini diinisiasi oleh Dewan Kopi Sumsel. Turut hadir pula, M. Zain Ismed Ketua Dewan Kopi Sumsel dan M. Syahrizal Sekjen Dewan Kopi Sumsel.

 

Acara ini menjadi titik awal bagi Dewan Kopi Sumsel, dimana BSN ikut dalam kepengurusan,  untuk ikut meningkatkan ekspor Kopi Sumsel, paling tidak ada tiga, ujar M. Zain Ismed, yakni pengembangan produk kopi ekspor, jadi nantinya yang diekspor bukan hanya biji kopi, tapi produk turunan kopi seperti roasted been dan kopi bubuk, yang kedua kualitas biji kopi ekspor perlu ditingkatkan agar harganya wajar bagi petani.

 

Tahun ini kita akan mulai benahi agar ada juga biji kopi specialty (arabica) maupun fine robusta untuk ikut lelang baik nasional maupun internasional. Harga kopi jenis ini sangat bagus bagi petani.

 

Ketiga kami mendorong Pemerintah agar segera mengoperasikan Pelabuhan Tanjung Api Api Sumsel agar ke depan ekspor komoditas unggulan bisa lebih banyak melalui Sumsel bukan wilayah luar Sumsel sehingga akan mengingkatkan PAD Sumsel. (klt_palembang)