Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia tuan rumah The 2nd Plenary Meeting ISO/TC 296

  • Selasa, 22 Agustus 2017
  • 5526 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan rangkaian kegiatan The 2nd Plenary Meeting ISO/TC 296 Bamboo and Rattan pada tanggal 22 – 24 Agustus 2017 di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari berbagai negara anggota International Organization for Standardization/ISO diantaranya China, Ethopia, Ghana, Indonesia, Malaysia, Nepal, Belanda, Nigeria, Filipina, serta Urganda. Organisasi Bambu dan Rotan Internasional yang berkantor di Beijing China, International Network for Bamboo and Rotan/Inbar juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Sebagai salah satu negara penghasil bambu dan rotan terbesar di dunia, Indonesia merasa terhormat ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan ini.

 


 

“Pertemuan ini penting karena tidak hanya akan menyelesaikan tugas ISO/TC 296 yang sedang dikerjakan dalam Working Group/WG, tetapi pertemuan ini juga menandai terbentuknya WG baru untuk produk Rotan,” ujar Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, I Nyoman Supriyatna pada kata sambutannya.

 

Nyoman melanjutkan, momen menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sangat berkomitmen untuk terlibat secara aktif  di dalam forum standardisasi internasional. “Indonesia yang diwakili oleh BSN telah menjadi anggota ISO sejak tahun 1957 dan telah berpartisipasi dalam berbagai komite,” ujar Nyoman.

 

Contohnya, BSN berpartisipasi dalam 4 Komite Pengembangan Kebijakan. Bahkan, berkaitan dengan kepemimpinan dalam Komite Teknis, BSN telah menunjuk ahli untuk menduduki posisi seperti sebagai Convenor ISO/TC 207/SC 7/WG 7 Framework Standards, Convenor of the ISO/TC 296/WG 1 Terminology of bamboo products, Project Leader pada ISO/TC 292 Security and resilience for developing ISO 21499 Security and resilience - Community-based landslide early warning system, dan sebagainya.

 

BSN sendiri, lanjut Nyoman, telah menetapkan beberapa SNI terkait ruang lingkup dalam ISO/TC 296. Diantaranya SNI 7208:2017 Jenis, sifat, kegunaan dan persebaran rotan; SNI 7254:2017 Rotan Sebagai Bahan Baku; SNI 01-7208-2006 Jenis, sifat dan kegunaan rotan; serta SNI 8020:2014 Kegunaan Bambu dan sebagainya.

 

“Dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil bambu dan rotan, BSN berharap akan dapat terus berpartisipasi aktif dalam pengembangan standar, serta berkontribusi pada pekerjaan ISO/TC 296,”ujar Nyoman. Apalagi, bambu dan rotan telah dipertimbangkan banyak pihak sebagai pengganti kayu, sehingga dinilai dapat memberikan kontribusi bagi ekonomi masyarakat. Pengembangan standar menjadi hal yang penting bagi keberlanjutan produksi rotan dan bambu di masa yang akan datang.

 


The 2nd Plenary Meeting ISO/TC 296 Bamboo and Rattan juga dihadiri Chairperson of ISO/TC 296, Mr. Fei Benhua, Secretary of ISO/TC 296, Mr. Yu Yan, serta Conveners of WGs of the ISO/TC 296. Pertemuan selama 3 hari itu terbagi menjadi 3 kelompok kerja/WG yakni WG1 yang dipimpin Yuniarti Karnita membahas “Terminology of bamboo products”. WG 2 yang dipimpin Wu Shengfu membahas “Bamboo flooring”. Serta WG3 yang dipimpin Mitchell Sylvia  membahas “Bamboo Charcoal”. (dnw/nda-humas)

Attachment