Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Universitas Hasanuddin siap untuk Meningkatkan Penerapan Pendidikan Standardisasi

  • Jumat, 21 Juli 2017
  • 4449 kali

BSN kembali mengunjungi Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang bermitra dengan BSN, pendidikan standardisasi telah diajarkan kepada para Mahasiswa UNHAS. Dalam rangka mengembangkan pendidikan standardisasi di UNHAS serta untuk mensosialisasikan salah satu media pembelajaran pendidikan standardisasi yang dapat diakses oleh seluruh dosen dan mahasiswa yaitu e-learning standardisasi, BSN menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pengembangan Pendidikan Standardisasi dan Pemanfaatan E-Learning di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar pada Rabu, 19 Juli 2017.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang terdiri dari para Ketua dan Sekretaris Gugus Penjaminan Mutu (GPM) serta perwakilan dosen dari berbagai fakultas di UNHAS yaitu fakultas farmasi, teknik, MIPA, pertanian, ilmu kelautan dan perikanan, kehutanan, kesehatan masyarakat, ekonomi dan bisnis, ilmu budaya, peternakan, kedokteran serta ilmu sosial dan politik.

 

Acara dibuka oleh Sekretaris Universitas Hasanuddin, Dr. Ir. Nasaruddin Salam, MT, dilanjutkan dengan sambutan dari Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarkatan Standardisasi, Erninigsih, pemarapan mengenai pendidikan standardisasi oleh Kabid. Diklat Standardisasi, Mayastria Yekttiningtyas serta pemaparan mengenai materi pengatar standardisasi serta pemanfaatan e-learning untuk mendukung pendidikan standardisasi di universitas.

Dalam pembukaannya, Nasaruddin menyampaikan bahwa kedatangan BSN bertepatan dengan perubahan status kelembagaan dan pengelolaan UNHAS dari PTN-BLU (Perguruan Tinggi Negeri – Badan Layanan Umum) menjadi PTN-BH (Perguruan Tinggi - Berbadan Hukum) yang masa transisinya akan berakhir pada 21 Juli 2017, hal ini dirasakan sebagai momen yang tepat untuk lebih memahami dan meningkatkan pemahaman mengenai standar, tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga bagi para Dosen dalam pengelolaan kampus untuk menjadikan UNHAS sebagai Universitas kelas dunia. UNHAS menyambut baik dan mendukung pengembangan pendidikan standardisasi, agar dapat diajarkan di seluruh fakultas baik dalam bentuk sisipan maupun mata kuliah pilihan. Disamping itu, pemilihan media pengajaran yang tepat sangat diperlukan, mengingat kecenderungan mahasiswa saat ini yang lebih memilih membaca dari media digital dari pada bahan tercetak. Selain itu, Nasaruddin juga menyampaikan, saat ini UNHAS sedang berupaya untuk mengakreditasi 5 (lima) laboratorium yang ada untuk menunjang kegiatan perkuliahan dan penelitian bagi mahasiswa dan dosen.

Sementara itu, dalam sambutannya, Erniningsih menyampaikan bahwa kontribusi lembaga pendidikan terutama universitas bagi standardisasi telah diakui dunia. Di Indonesia peran standardisasi  dapat diimplementasikan di universitas dalam Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu melalui pendidikan standardisasi yang memberikan basis konsep dan peran standardisasi bagi mahasiswa; melalui Penelitian, yaitu dapat melalui partisipasi dalam pengembangan standar karena standar yang berkualitas membutuhkan riset yang umum dikembangkan di universitas; serta dapat melalui pengabdian masyarakat melalui bimbingan teknis UMKM berbasis standar serta memberikan awareness bagi masyarakat supaya mengkonsumsi produk yang aman dan berstandar. Sedangkan bagi Mahasiswa, salah satu program BSN adalah melalui Diklat Profesional Standardisasi, sehingga lulusan sarjana tidak hanya bermodalkan ijazah tapi juga dibekali dengan keahlian praktis yang bersertifikat atau SKPI (Sertifikat Keterangan Pendamping Ijazah) termasuk keahlian di bidang standar sehingga menjadi nilai tambah lulusan dalam mencari kerja. Bagi kalangan profesional, nantinya gelar akademik tidak hanya melalui jalur pendidikan formal, tapi dapat diakui dari pengalaman kerja dan pelatihan sehingga sistem yang dikembangkan BSN ini juga tepat bagi karir para professional.

Mengenai model pengajaran pendidikan standardiasi, mayastria menyampaikan bahwa Saat ini pengajaran pendidikan standardisasi dapat dilakukan dalam 3 (tiga) alternatif, yaitu sebagai sisipan dalam mata kuliah yang telah ada, sebagai mata kuliah spesifik yang dapat berupa mata kuliah wajib dan pilihan, serta menjadi major atau jurusan dalam suatu fakultas, seperti yang telah dilakukan IPB dan USakti yang membuka jurusan S2 Standardisasi.

“Agar mahasiswa dan dosen lebih mudah dalam mengakses dan memahami pendidikan standardisasi, BSN telah mengembangkan e-learning yang tidak hanya berisi kursus-kursus mengenai standardisasi dalam berbagai media seperti e-book, animasi, video presentasi dan video kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga dilengkapi dengan ujian online setiap kursus dimana setelah peserta lulus ujian, sertifikatnya dapat langsung dicetak saat itu juga dan dapat dimanfaatkan sebagai SKPI.” terang Kristiati.