Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ketika Bangkok Lebih Dulu (Serius) Halal

  • Selasa, 18 Juli 2017
  • 3788 kali

Tahun kemarin, biro perjalanan kami telah memberangkatkan 15 keluarga yang mengambil paket wisata halal ke Bangkok, ujar Salwaty, peserta rapat pengembangan wisata halal di Sumsel (14/7, BSN hadir), dari biro perjalanan wisata (Mega Wisata Tour & Travel). Jujur saya miris, Bangkok yang jumlah penduduk muslimnya kurang dari 3% tapi lebih siap dan serius mengembangkan wisata halal atau wisata ramah muslim. Ini masukan dan motivasi bagi kita di Sumsel yang penduduk muslimnya lebih dari 94%, jelas Salwaty.


Pasar wisata halal dunia memang menggiurkan. Data dari International Halal Tourism Congress (2016) menyebutkan Nilai pasar wisata muslim capai 145 milyar USD pada tahun 2014 dengan 117 juta wisatawan muslim yang setara dengan 10% nilai ekonomi wisata global. Pada tahun 2020 diprediksi jumlah wisatawan muslim akan mencapai 168 juta dengan nilai pasar mencapai 200 milyar USD. Pertumbuhan wisata muslim atau halal ini akan meningkatkan permintaan okupansi hotel, rumah makan, tempat perbelanjaan dan bidang usaha yang terkait wisata.

Meskipun secara infrastruktur wisata halal, Indonesia lebih baik dari Thailand. Misal saja Thailand baru memiliki hotel halal pertama tahun 2016 kemarin, yaitu Al Meroz di Bangkok sedangkan Indonesia sudah puluhan. Tapi Thailand sangat serius membidik pasar wisata halal dunia yang sangat besar potensinya ini dan Halal-nya hotel Al Meroz di Bangkok menjadi titik awal kebangkitan wisata halal Thailand. Thailand sendiri sudah mendirikan Halal Science Center yang didukung oleh pakar dari Chulalongkorn University. Thailand juga sudah mengembangkan applikasi gadget/smartphone Thailand Muslim Friendly dengan Bahasa Inggris, Arab, dan Indonesia.



Wisata ramah Muslim atau halal itu, jelas Salwaty, betul memang harus dimulai dari kemudahan akses informasi tentang wisata halal, dan itu perannya biro perjalanan wisata. Sesuai Fatwa MUI 2016, diantaranya syarat minimal Biro Perjalanan Wisata, diantaranya menyediakan paket wisata sesuai dengan kriteria pariwisata Syariah, memiliki daftar hotel Syariah, restoran halal, dan destinasi wisata halal (sertifikasi halal MUI).



Pada dasarnya kami para pelaku Biro Perjalanan Wisata, lanjut Salwaty, sangat berkeinginan untuk sertifikasi halal. Tapi mohon dengan biaya yang wajar dan dengan bimbingan karena jika menggunakan calo biayanya akan berlipat. Kondisi kami sudah babak belur dengan tumbuhnya aplikasi pemesanan tiket online, jadi mohon dukungannya, ungkap Salwaty. (Har)