Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

KLT BSN di Palembang beri Kuliah Umum di Unika Musi Charitas

  • Rabu, 07 Juni 2017
  • 3808 kali

Istilah sociopreneur sering dilekatkan pada pelaku usaha atau enterpreneur yang berjiwa sosial, memberdayakan masyarakat marginal atau ekonomi bawah, ungkap Dr. Heri Setiawan, Wakil Rektor Bidang Akademik, membuka Kuliah Umum berjudul Sociopreneur dan Pembinaan UMKM dalam Penerapan SNI di Aula Joseph, Unika Musi Charitas Palembang (06/06). Berbisnis atau berindustri tidak hanya mengejar keuntungan tapi juga “keberkahan” bagi masyarakat sekitar lanjut Heri Setiawan. Contoh yang kekinian adalah Go-Jek, sebuah bisnis online yang mampu mengatasi dua masalah sekaligus, yaitu kecepatan, murah dan persaingan terbuka serta fair bagi tukang/driver ojek, yang selama ini secara tarif tidak terbuka atau tidak fair sehingga muaranya mampu menaikan taraf ekonomi para tukang ojek jelas Heri.

Kuliah umum dibawakan oleh dua Narasumber dari KLT BSN di Palembang, yaitu Fauzi Ahmad Kepala KLT dan Haryanto. Melalui presentasinya, Fauzi menyampaikan sejarah standar dan standardisasi di dunia dan Indonesia. Standar bukan hal yang baru sudah sejak ada sejak jaman kuno, standar merupakan bagian peradaban manusia, contoh Piramid dan Borobudur dapat berdiri kokoh menggunakan standar dan pengukuran tertentu. Keberadaan BSN dengan SNI-nya, lanjut Fauzi, mendukung program kerja Presiden, yaitu Berdikari dalam Bidang Ekonomi dengan program aksi ke-15: Kami berkomitmen untuk mengembangkan kapasitas perdagangan nasional melalui ...(4) Implementasi dan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten untuk mendorong daya saing produk nasional dalam rangka penguasaan pasar domestik dan penetrasi pasar internasional serta melindungi pasar domestik dari barang-barang berstandar rendah. Agar relevan dan sesuai kebutuhan serta perkembangan teknologi, pengembangan SNI melibatkan 4 pihak, yaitu industri, pakar, konsumen dan pemerintah. Ditambah, SNI dikajiulang secara periodik 5 tahun sekali, jelas Fauzi.

Menambahkan penjelasan Dr. Heri Setiawan, berbisnis atau berindustri sekarang ini bukan hanya profit dan “keberkahan sosial”, jelas Haryanto, tapi juga harus menjaga lingkungan karena kalau sampai merusak lingkungan, sama juga bohong, bisnis apapun tidak akan sustain. Tiga hal yang menjadi satu kesatuan ini dalam bahasa kekinian disebut dengan Sustainable development atau Pembangunan Berkelanjutan, yang meliputi economic growth, environmental integrity, dan social equity . Standar memberikan kontribusi penting dalam ketiga hal tersebut, misalnya saja ada SNI ISO 9001 dan SNI Produk untuk tujuan profit, SNI ISO 14001 atau SNI produk ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan SNI ISO 26000 untuk tanggung jawab sosial.

Haryanto juga menyampaikan contoh pembinaan UMK SNI yang telah dilakukan, yaitu Amin Ben Gas yang berjuang untuk nelayan, KANABA dan Batik Satrio yang memberdayakan masyarakat sekitar. Selain itu disampaikan juga contoh di Palembang, PT Shima Prima Utama, UKM produsen alat kesehatan, tempat tidur rumah sakit yang sudah menerapkan SNI, baik SNI ISO 13485 untuk sistem manajemennya, maupun SNI Produk, yaitu SNI 16-2625-1992 (Tempat tidur baja beroda untuk rumah sakit dengan pengatur posisi tidur). PT Shima juga peduli sosial, lanjut Haryanto, yaitu sebanyak 20 karyawan atau pekerjanya adalah kaum difable atau tuna rungu. Ke depan PT Shima ingin meng-SNI-kan produk lainnya, yaitu Tempat Tidur Rumah Sakit dengan pengatur posisi elektronik dan kursi roda.

Kuliah Umum yang dihadiri oleh 105 mahasiswa dan dosen dari Fakultas Sains dan Teknik serta Fakultas Bisnis dan Akuntansi diharapkan menjadi awal simbiosis mutualisme antara BSN dengan akademisi Unika Musi Charitas dalam membumikan SNI di Bumi Sriwijaya. Aamiin. (klt_plg)