Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Tugas KLT BSN di Palembang Kembangkan Pariwisata Sumsel Berstandar ASEAN

  • Kamis, 11 Mei 2017
  • 3812 kali

Data dari kementerian pariwisata, sektor pariwisata masuk dalam 5 besar sektor penyumbang devisa negara dalam 5 tahun terakhir dengan nilai rata-rata USD 8,5 Milyar atau Rp 102 Trilyun. Dari sisi tenaga kerja, sektor pariwisata mampu menyerap lebih dari 12 juta tenaga kerja. Potensi devisa dan lapangan tenaga kerja dinilai akan terus meningkat karena potensi objek wisata di Indonesia yang luar biasa sehingga pemerintah pun menargetkan sampai tahun 2017, indeks daya saing kepariwisataan menempati peringkat 30 dunia, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 sejumlah 20 juta kunjungan dan pergerakan wisatawan nusantara sejumlah 275 juta, kontribusi terhadap PDB sebesar 15% serta kontribusi terhadap kesempatan tenaga kerja sebesar 13 juta orang. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi wisata yang luar biasa, tidak terkecuali sumatera selatan.


BSN dan KAN dapat mengambil bagian untuk berkontribusi dalam sektor pariwisata. Untuk di Sumsel, upaya tersebut diawali 4 Mei 2017, dengan digelarnya Sosialisasi Skema Akreditasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata di Palembang. Hadir dalam sosialisasi pembicara dari BSN, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi, Kukuh S. Achmad, Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi, Donny Purnomo, Kepala Bidang Sertifikasi Sistem Manajemen, Triningsih Herlinawati dan Pembicara dari Kementerian Pariwisata, Wakil Ketua Komisi Otorisasi Sertifikasi Usaha Pariwisata, Agus Priyono.

Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga dihadiri oleh lebih dari 100 pelaku usaha pariwisata sumsel dan perwakilan dinas kabupaten/kota se-provinsi Sumsel. Upaya BSN dalam sektor pariwisata setidaknya didukung secara regulasi, diantara UU No. 10 Tahun 2009 (Kepariwisataan), PP No. 50 Tahun 2011 (Rencana Induk Pembanguan Pariwisata Nasional 2010-2025) dan PP No 52 tahun 2012 (Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata).


Upaya BSN dan KAN dapat direalisasikan melalui pengembangan standar pariwisata yang diakui internasional, sertifikasi jasa dan personal usaha pariwisata, serta akreditasi lembaga sertifikasi jasa usaha pariwisata yang diakui internasional, jelas Donny Purnomo.


Selanjutnya Tim KLT BSN di Palembang mendapat tugas melaksanakan amanat hasil sosialisasi tersebut, yaitu mengembangkan Pariwisata Sumsel Berstandar ASEAN. Targetnya, tahun depan, 2018 ada dua objek pariwisata, yaitu objek wisata budaya (cagar budaya) dan street food halal yang sesuai dengan Standar ASEAN. Tahun 2018 target ada logo ASEAN Tourism Standard di Jembatan Ampera ya, ungkap Donny Purnomo.


Usulan BSN tersebut disambut baik oleh Dinas Budpar Sumsel. Sertifikasi standar ASEAN di objek wisata Sumsel ini diharapkan meningkatkan brand sumsel yang bermuara pada peningkatan kunjungan wisatawan, apalagi tahun 2018 Sumsel juga menjadi tuan rumah Asian Games ungkap Irene Camelyn Sinaga, Kadisbudpar Sumsel.


10 Mei 2017, Tim KLT berkunjung ke Kantor Disbudpar Sumsel, di Jalan Demang Lebar Daun Palembang, bertemu dengan Zainal Arifin Kepala Bidang Pariwisata. Membahas tindaklanjut hasil sosialisasi 4 Mei. Setidaknya ada dua hal yang dibicarakan, yaitu dua objek wisata Sumsel sebagai pilot project ASEAN Tourism Standar, dan Pengembangan LSUP di Sumsel. Salah satu hasil pertemuan ini, akan segera mengundang semua stakeholder untuk menindaklanjuti pengembangan pariwisata sumsel berstandar ASEAN.


Saat ini Tim KLT BSN di Palembang terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel sembari membedah isi dua dokumen ASEAN Tourisme Strategic Plan 2016-2025 dan ASEAN Tourisme Standards.


Selain tugas mengembangkan objek wisata Sumsel berstandar ASEAN, sehari setelah acara sosialisasi (5/5), KLT mendapat kunjungan dari Dinas BudPar Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel 3 jam dari kota Palembang. Adalah Junaidi, sekretaris Disbudpar Pali, berkonsultasi tentang keinginannya mengembangkan objek wisata di wilayahnya, diantaranya Telaga Calak dan Komplek Candi Bumiayu yang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Jika memungkinkan kami akan ajak BSN ke Pali untuk melihat objek wisata sekaligus memohon pandangan terkait potensinya dikembangkan sesuai SNI, ungkap Junaidi. (klt_plb)