Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kepala BSN: Terus Gali Keunikan Indonesia dalam Perumusan SNI Bidang Pertanian, Pangan dan Kesehatan

  • Jumat, 14 April 2017
  • 3509 kali

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya meminta Komite Teknis Bidang Pertanian, Pangan, dan Kesehatan untuk lebih aktif menggali keunikan (national differences) dalam perumusan standar di dalam ketiga bidang tersebut. “Bagaimana kita menyiapkan standar-standar khas Indonesia yang kuat national differencesnya, yang mengikuti perkembangan teknologi perumusannya dan memperkuat posisi Indonesia,” ujar Bambang dalam Temu Nasional Komite Teknis Bidang, Pertanian, Pangan dan Kesehatan,  Selasa (11/4/2017) di Jakarta.

 

 

Bambang pun mengingatkan dalam merumuskan Standar Nasional Indonesia (SNI), pertimbangan strategis yang perlu diperhatikan ialah perlindungan masyarakat dan lingkungan, piranti filter produk impor yang tidak sesuai standar, daya saing produk, keunikan nasional (National Differences), penerapan standar, perkembangan iptek, tren sosial, perkembangan era digital, dan sebagainya.

Bambang menambahkan, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, ada salah satu pasal Bab III Standardisasi, Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 10 yang cukup penting untuk dicermati. Dalam menyusun Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) kita harus memperhatikan kebijakan nasional Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian; perlindungan konsumen; kebutuhan pasar; perkembangan Standardisasi internasional; kesepakatan regional dan internasional; kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; kondisi flora, fauna, dan lingkungan hidup; kemampuan dan kebutuhan industri dalam negeri; keyakinan beragama; dan budaya dan kearifan lokal.

 

 

“Keunikan nasional di bidang pertanian, pangan,dan kesehatan banyak sekali kalau digali. Kalau itu unik boleh dalam standar dan WTO tidak melarang,” kata Bambang. Tak hanya standar produk, Bambang juga mengimbau agar standar proses seperti pangan organik, juga dikembangkan.

Berdasarkan data sampai tahun 2016 ada 9.050 SNI yang aktif.  Dari jumlah tersebut, SNI di bidang pertanian dan teknologi pangan ada 1.889 SNI. Di bidang kesehatan, keselamatan dan lingkungan ada 737 SNI.

 

 

Bambang pun berharap, melalui Temu Nasional Komite Teknis Bidang Pertanian, Pangan, dan Kesehatan, para anggota Komite Teknis dapat bertukar pikiran dan pengalaman, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan SNI yang bagus, menjawab tantangan ke depan, serta dapat diterapkan.

Sebagai informasi, Temu Nasional Komite Teknis Bidang Pertanian, Pangan, dan Kesehatan ini diikuti oleh ratusan anggota Komite Teknis dari berbagai sektor yakni intansi pemerintah, swasta, konsumen, akademisi, dan lain-lain.

 

 

Dalam kegiatan ini juga digelar Diskusi Panel yang menghadirkan narasumber Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN I Nyoman Supriyatna, Expertis The Spring Institute Dr. Sunarya, Kepala Pusat Perumusan Standar BSN Zakiyah, Ketua Komite Teknis Metode dan Pengujian Umum Kimia Pangan (19-06) A. Basrah Ernie, Kepala Bidang Mekatronika, Elektronika dan Konstruksi BSN Y. Kristianto Widiwardono, serta Kepala Bidang Pertanian, Pangan dan Kesehatan BSN Wahyu Purbowasito Setyo Waskito.(ria-humas)