Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Omocha Toys Meraup Untung Melimpah Berkat SNI

  • Selasa, 21 Februari 2017
  • 2453 kali

 

Pemilik Omocha Toys Indonesia (produk mainan kayu edukatif), Wahyuni, tidak pernah membayangkan kalau usaha yang didirikan bersama suami, Yoyok Ikhsan, sejak 2007 menjadi sedemikian menguntungkan. Saat ini, Wahyuni atau yang akrab disapa Mba Yuni, sudah meraup untung ratusan juta rupiah per bulan.


Saat ini, sudah memenuhi permintaan hampir di setiap provinsi, yang terbanyak Jabodetabek dan Pulau Jawa. Kalau Sumatera dan daerah lainnya banyak, tapi tidak sebesar daerah Jawa. “Kalau permintaan dari luar negeri sudah banyak, tapi untuk saat ini belum ada yang saya penuhi, seperti Malaysia, Thailand, Kanada, dan Belanda,” imbuh Yuni.


Untuk produk Omocha Toys, permintaan luar negeri tidak sedikit, sementara kapasitas produksinya sebulan hanya 2.000 mainan untuk jenis puzzle. Produknya tidak hanya puzzle, ada balok-balok, kancing-kancingan, binatang-binatangan, sepatu-sepatuan, alpabet, palu-palu, menara-menara, dan jenis mainan lainnya.


“Saat ini, jenis mainan yang paling larisnya adalah puzzle,” kata Yuni menjawab Koran Jakarta, Jumat (26/1), di Graha Mainan Omocha Toys, Jl Abdullah Bin Nuh No 100, Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.

 

Menghitung Untung

Yuni menerangkan permintaan domestik dalam sebulan, khusus jenis puzzle, bisa mencapai 3.000 mainan per item alias melebihi kapasitas produksi. “Jika dibandingkan dengan permintaan pasar global, misalnya Belanda, mereka minta setiap bulan dikirim 200.000 mainan per item. Karena mereka punya jaringan pemasaran di Eropa,” ungkapnya.


Untuk mengakali itu semua, Yuni melakukan dengan cara men-stock barang. Usaha kecil dan menengah (UKM) tidak bisa produksi massal, hanya membuat per seratus set atau per dua ratus set. Meski demikian, tidak jarang ada pedagang yang sekali pesan 300 set, terutama untuk barang yang laku atau beberapa orang membeli barang yang sama secara bersamaan.


“Jadi kami tidak bisa nunggu, pesan dulu baru kami buat. Akhirnya, kami mulai stok barang. Awalnya di rumah, lalu sewa rumah tetangga, kemudian kami cari tempat di ruko ini,” terangnya.


Semua ini tidak terlepas dari telah diterapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurut Yuni, sebelum Omocha Toys bisa diterima di masyarakat pemasarannya belum profesional.


Hanya dari mulut ke mulut. Tidak mengherankan jika penjualan saat itu sangat sedikit dan bisa dihitung pakai jari. Yang membeli pada saat itu hanya tetangga, tentunya dengan harga di bawah rata-rata.


Kalau sekarang, kata Yuni, agen-agen Omocha Toys belanja paling sedikit satu juta rupiah. Ada yang hingga 30 juta rupiah sekali belanja. Sesekali ada yang belanja sampai 300 juta rupiah. Pembelinya ada di seluruh Indonesia. Dampak yang paling terasa itu pada nilai ekonominya.


Setelah memiliki SNI, penjualan produk menjadi lebih luas dan meningkat. “Awalnya saya tidak masuk ke pasar modern secara rutin karena mereka ragu, terutama keamanannya. Namun, setelah ada SNI, supermarket berani jual produk kami. Bahkan, dari perusahan besar beberapa kali order ke kami,” ungkapnya.


Selain memasarkan dari mulut ke mulut, dari toko, sekarang Yuni sudah pakai sistem pemasaran online sejak 2007. Penjualannya sudah mencakup seluruh provinsi di Indonesia, termasuk beberapa toko mainan. Artinya, kapasitas produksi harus ditingkatkan


“Tadinya produksi di rumah, di garasi, karena tambah banyak maka kami cari tempat yang lebih memadai. Kami butuh modal,” katanya.


Pedagang Omocha Toys asal Tangerang, Sherly Hardianti, mengatakan Omocha Toys sudah mendapat pengakuan dari Badan Standar Nasional (BSN) berupa SNI. Artinya, semua produk mainan Omocha Toys sudah melalui tahapan pengujian, terutama mengenai tingkat keamanannya. “Itulah sebabnya saya berani memesan dalam jumlah yang banyak (grosir),” katanya.


Penjual setia sejak awal Omocha Toyos berdiri ini mengungkapkan kalau mainan yang paling banyak diminati adalah puzzle. Hampir setiap bulan, dia belanja hingga belasan dan puluhan juta rupiah. “Pada tahun 2016, saya belanja produk-produk Omocha Toys sebesar 50 juta rupiah,” ungkapnya.

 

Produk Berkualitas

Kepala BSN, Bambang Prasetya, menyampaikan SNI memberikan keuntungan secara tidak langsung pada produk pelaku usaha. Dengan SNI, pelaku usaha bisa meyakinkan konsumen bahwa produknya berkualitas dan aman. Penerapan SNI bisa meningkatkan penetrasi pasar.


Keuntungan tidak hanya diterima produsen saja. Keuntungan dengan telah menerapkan SNI pada setiap produk juga dirasakan konsumen. Sertifikat dan tanda SNI memberikan garansi kepastian bahwa produk yang dibeli masyarakat telah memenuhi syarat SNI tertentu dan lolos uji sesuai yang dipersyaratkan dalam SNI.


“Kami tidak mengatakan produk yang beredar di pasar yang tidak ber-SNI pasti jelek dan tidak aman. Namun, masyarakat membutuhkan kepastian dan itu ditandai salah satunya dengan sertifikat SNI,” kata Bambang.


Menyoal tanda SNI yang bisa dipalsukan, Bambang menjelaskan kalau itu mungkin saja terjadi. Namun, sesuai Undang-Undang No 20 Tahun 2014, segala bentuk pemalsuan tanda SNI, sanksinya sangat berat. Ini tidak hanya merugikan konsumen, namun juga merugikan pelaku usaha yang sudah benar dalam menerapkan SNI. frans ekodhanto/N-3

 

link: http://www.koran-jakarta.com/omocha-toys-meraup-untung-melimpah-berkat-sni/




­