Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Guru Besar ITB Raih Penghargaan Tokoh Standardisasi

  • Selasa, 22 November 2016
  • 4961 kali

Adalah Prof. Dr. Dradjad Irianto, Guru Besar Rekayasa Kualitas, Institut Teknologi Bandung raih Penghargaan Tokoh Standardisasi untuk Kategori Akademisi. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Muhammad Nasir di acara puncak peringatan Bulan Mutu Nasional 2016 (16/11) di Jakarta. Penyerahan penghargaan ini disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.


Prof. Dr. Drajad Irianto, pria kelahiran 23 Juni 1962 ini, merupakan lulusan Master dari Keio University, Jepang dan Doktor dari Universite Twente, Belanda. Sampai saat ini beliau juga aktif sebagai dosen Fakultas Teknologi Industri ITB, dan tergabung dalam kelompok keilmuan Sistem Manufaktur.


Penghargaan diberikan setelah melalui seleksi dan penilaian tim juri pejabat Eselon 2 dan Eselon 1 BSN serta Ketua Masyarakat Standardisasi (MASTAN), Ir. Supandi, MM. Seleksi dan Penilaian dilakukan dengan pertimbangan empat kriteria diantaranya pengamalan tri darma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) serta peran dan kontribusi SPK di tingkat regional/internasional.


Kontribusi Prof. Dr. Dradjad Irianto bagi dunia standardisasi dan penilaian kesesuaian, diantaranya di Institut Teknologi Bandung (ITB),  standardisasi diajarkan dalam berbagai cara, yaitu di tingkat S1 sebagai muatan universitas dan mata kuliah pilihan. Sedangkat di tingkat S2, standardisasi menjadi salah satu jalur (konsentrasi) dari lima jalur di program magister (S2) Teknik dan Manajemen Industri (TMI), yaitu jalur Quality and Standardization.


Standardisasi menjadi muatan universitas itu artinya diajarkan ke semua mahasiswa ITB di semua jurusan. Standardisasi diajarkan melalui satu kali pertemuan berjudul “Standards and Code” dalam mata kuliah “Pengantar Rekayasa dan Desain” (2 SKS).  Khusus di S1 Teknik Industri, mata kuliah standardisasi menjadi mata kuliah pilihan (3 SKS). Mata kuliah ini diajarkan sejak tahun 2010 sudah 3-4 kali dengan jumlah peserta 20-30 mahasiswa tiap semesternya. Buku “Pengantar Standardisasi” yang diterbitkan menjadi rujukan dalam mata kuliah ini.


Prof. Dradjad Irianto sebagai dosen pengampu mata kuliah ini juga melakukan pengayaan pembelajaran agar mata kuliah ini menjadi menarik dan kaya praktek. Beberapa cara pengayaan, yaitu pertama mahasiswa diminta membuat kajian perbandingan (riset komparasi) antara proses pengembangan standar di negara maju dengan di Indonesia, hasilnya dipresentasikan dan didiskusikan di depan kelas. Kedua mahasiswa diminta membuat standar dari produk yang sudah ada di pasaran tapi belum ada standarnya. Ketiga mahasiswa diminta membuat kajian evaluasi standar (khususnya standar/SNI wajib) untuk mengukur seberapa mampu industri memenuhi persyaratan baik dari sisi teknologi (technoware) maupun sumber daya manusianya (humanware).


Di tingkat program pasca sarjana, kontribusi Prof. Dr. Dradjad Irinato adalah Tim penyusunan proposal pendirian program S2 Terapan Standardisasi (2010). Bahkan sejak 2014 menjadi Ketua Program S2 Standardisasi di ITB (Dual Degree dengan National University for Science and Technologi, Taiwan), kerjasama dengan kementerian perindustrian.


 
Prof. Dr. Dradjad Irianto juga masuk dalam Kepengurusan Forum Pendidikan Standardisasi Indonesia Indonesia (FORSTAN), periode 2016-2018 dan Dewan Pengarah MASTAN Periode 2015-2020.


 
Tahun 2015, Prof. Dr. Dradjad Irianto juga berkontribusi dalam Pengembangan SNI, yaitu SNI untuk program konversi energi bagi nelayan (konverter kit mesin perahu nelayan) yang diinisiasi sebagi bentuk pengabdian kepada nelayan kecil di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Bahkan untuk mendukung pengembangan SNI, sampai ditugaskan khusus satu mahasiswa standardisasi untuk menyusun riset tugas akhir “Perancangan Standar Peralatan Konversi Bahan Bakar Lpg 3 Kg Untuk Mesin Dual Fuel Bensin Dan Gas Pada Perahu Nelayan”. Output dari riset tugas akhir ini adalah draft RSNI 1 yang menjadi salah satu bahan masukan komtek 21-01. Muaranya SNI terbit 2015 dan menjadi acuan dalam implementasi paket 1 kebijakan ekonomi pemerintah melalui Perpres 126 Tahun 2015 “Penyediaan, Pendistribusian, Dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil”.


Pengabdiannya juga dilakukan melalui, Perancangan Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 pada Industri Manufaktur Berskala Kecil Menengah. Kontribusi di tingkat internasional di bidang standardisasi melalui publikasi dan pembicara ilmiah sebagai berikut, tahun 2010, berkontribusi pembicara dalam ICES (International Cooperation on Education about Standardization) di Bali, publikasi "Measuring Level of Technology of Industry in Evaluating Mandatory Product Standard" di the Asia Pacific Industrial Engineering & Management Systems Conference 2012.


 
Tahun 2015 Prof. Dr. Dradjad Irianto juga pernah ditugaskan oleh Kementerian Perindustrian sebagai Tim Monev Komite Teknis SNI di bawah Kemenperin. Guru besar yang mengusung praktik industri “Price Minus” ini pernah dipercaya oleh Menperin (2009-2014) MS. Hidayat masuk Tim Perumusan Undang-Undang Perindustrian (UU No. 3 Tahun 2014). (Har)




­