Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pertemuan dengan CNAS: Benchmarking dalam rangka membangun skema akreditasi bio-safety Indonesia

  • Senin, 26 September 2016
  • 2981 kali

Republik Rakyat Tiongkok merupakan salah satu negara maju yang telah memperoleh manfaat berupa pertumbuhan ekonomi dan sosial secara signifikan atas partisipasi aktifnya dalam kegiatan standardisasi internasional.  Suksesnya penerapan standardisasi di RRT tidak terlepas dari komitmen pemerintahnya dalam membangun infrastruktur mutu,  yang juga dikenal sebagai tiga pilar mutu, antara lain Metrologi, Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, dan disertai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pondasi utamanya.

 

China National Accreditation Service for Conformity Assessment (CNAS) merupakan lembaga akreditasi nasional RRT yang bertanggung jawab untuk menjalankan akreditasi terhadap lebaga sertifikasi, laboratorium dan lembaga inspeksi. CNAS didirikan pada 31 Maret 2006. Sistem akreditasi dan penilaian kesusuaian di RRT telah menjadi bagian dari sistem akreditasi dan pengakuan internasional ditandai dengan ditandatanganinya MRA dan atau MLA  dengan International Accreditation Forum (IAF), International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC), Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC) dan Pacific Accreditation Cooperation (PAC).  CNAS juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan standardisasi terkait seperti pada ISO/CASCO, REMCO, TC 212 Clinical laboratory testing and in vitro diagnostic test systems dan lain- lain. Saat ini, CNAS memiliki 1089 anggota dewan, komite dan sub komite, 4000 Asesor dan pakar teknis, serta 260 staf. Melalui komposisi SDM tersebut, pada tahun 2016, CNAS tercatat telah mengakreditasi 148 lembaga sertifikasi yang menangani berbagai bidang. Secara keseluruhan CNAS telah mengakreditasi 7537 laboratorium, termasuk didalamnya 6325 testing laboratory, 868 laboratorium kalibrasi, 217 laboratorium medis, 66 Laboratorium Bio – safety, 13 reference material producers dan 48 penyedia pengujian profisiensi. CNAS juga telah mengakreditasi  423 lembaga inspeksi.

 

 

CNAS merupakan salah satu lembaga yang unggul dalam akreditasi di bidang Biosafety Laboraory Accreditation di RRT. Perannya pada sektor ini dimulai pada saat merebaknya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di Asia pada awal tahun 2000an silam. RRT yang pada saat itu memiliki banyak pakar terkait penanganan SARS banyak diminta untuk melakukan penelitian, uji lab untuk menanggulangi penyebaran SARS.

 

Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dengan jumlah populasi penduduk yang besar (+/- 240 juta jiwa) dan demografi yang beragam, memiliki potensi keragaman penyakit menular dan level penyakit yang berbahaya. Penanganan organisme beserta toksin, radiasi, hewan, bahan kimia dan fisika dapat beresiko langsung kepada pengguna laboratorium. Kemajuan teknologi dan penelitian yang pesat di bidang biologi dewasa ini tidak hanya membuka peluang namun juga mampu menimbulkan tantangan untuk keselamatan (biosafety) dan keamanan (biosecurity) biologi. Oleh sebab itu diperlukan penanganan yang baik sesuai dengan standar supaya tidak membahayakan personel yang terlibat didalamnya juga lingkungan sekitarnya.

 

Semakin meningkatnya kebutuhan pengguna laboratorium serta dalam rangka menjaga kemanan dan keselamatan di tingkat  nasional telah mendorong Indonesia dalam hal ini BSN/KAN untuk melakukan pengembangan skema terkait akreditasi bio – safety.  Selanjutnya, mengingat telah terjalinnya kerja sama antara BSN/KAN dan CNAS sejak 2009, mempertimbangkan  keunggulan CNAS sebagai lembaga yang memiliki skema akreditasi untuk laboratorium bio – safety dan dalam rangka memanfaatkan kunjungan ke Beijing, RRT, maka DELRI yang menghadiri rangkaian kegiatan ISO Week in Beijing 2016,  (Kepala BSN – Bambang Prasetya dan Sekretaris Jenderal Komite Akreditasi Nasional/Sekjen KAN – Kukuh Syaefudin Achmad), juga mengalokasikan waktu untuk melakukan pertemuan di  kantor CNAS di Beijing pada 13 September 2016. Pertemuan BSN/KAN dan CNAS ini dimaksudkan untuk berbagi informasi dan pengetahuan terkait Accreditation Scheme for Laboratory of Bio Safety Level yang telah diimplementasikan oleh CNAS sebagai salah satu referensi dalam membangun skema akreditasi nasional terkait di Indonesia. Disamping itu, dibahas pula beberapa masukan terkait revisi ruang lingkup kerjasama diantara keduanya, rencana implementasi kerjasama dalam bentuk sharing knowledge and experience serta peningkatan kapasitas sumber daya melalui pelatihan, seminar dan lain – lain.

 

 

Melalui pertemuan ini, diharapkan keduanya dapat mempererat kerja sama dalam membangun negara secara khususnya dan umumnya dunia serta peradaban yang lebih baik melalui kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian. (Sekretariat ISO - BSN)