Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Bekerjasama dengan UNDIP Menyelenggarakan PPIS di Semarang

  • Senin, 29 Agustus 2016
  • 2957 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) menyelenggakan Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi (PPIS) di Semarang, bertempat di Hotel Santika Premiere, pada Kamis, 25 Agustus 2016. Acara  PPI Standardisasi dibuka  oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zaenuri, DEA, Wakil Rektor I - UNDIP dan Dr. Ir. Puji Winarni, M.Sc, Sekretaris Utama - BSN selaku Plt. Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi.  

 

Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc. dalam sambutan pembukaan PPIS menyampaikan bahwa Indonesia akan menuju “Indonesia Emas” jika telah memiliki budaya standar. Sesungguhnya masyarakat membutuhkan acuan kepastian, yaitu standar yang menjadi bagian dari infrastruktur mutu. Standar sebagai acuan kepastian yang didukung oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dan Komite Teknis (Komtek) perumusan SNI diharapkan merumuskan standar dengan komprehensif sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar dan pemangku kepentingan. Kepala BSN pada bulan Agustus 2016 diajak oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meninjau limbah B3 Tambang Emas di daerah Bogor. Kepala BSN memandang ajakan ini sebagai dasar perlunya standardisasi limbah B3 karena sampai saat ini tambang emas di Indonesia belum mengelola dengan baik limbah B3 tersebut sehingga membutuhkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pengelolaan limbah B3 di Indonesia. Kepala BSN juga menjelaskan bedanya paten dengan standar. Paten lebih bersifat privat, sedangkan standar bersifat konsesus. PPI Standardisasi tahun 2016 ini dilaksanakan atas dasar kerjasama UNDIP dengan BSN yang telah ditandatangani oleh Rektor UNDIP dan Kepala BSN pada tahun 2015. Bambang Prasetya mengatakan bahwa kerjasama bidang standardisasi dengan UNDIP memiliki kemajuan pesat karena UNDIP melaksanakan kurikulum dan program  pendidikan standardisasi baik tingkat nasional dan internasional.

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada sambutan pembukaan PPI Standardisasi ini, Prof. Dr. Ir. Muhammad Zaenuri, DEA, Wakil rektor I - UNDIP menyampaikan bahwa standardisasi, paten dan HAKI memiliki keterkaitan yang sangat penting secara khusus dalam program inovasi, IPTEK  dan hilirisasi pembangunan industri di Provinsi Jawa Tengah yang berbasis produk unggulan daerah. Wakil Rektor I UNDIP Bidang Kemahasiswaan tersebut juga  mengemukakan bahwa dengan perubahan UNDIP menjadi PTN-BH menjadikan UNDIP sebagai universitas riset yang unggul. Oleh karena itu, UNDIP pada tahun anggaran 2016 telah menghasilkan 2 (dua) paten baru dan 5 (lima) paten yang sedang dalam proses di Kementerian Hukum dan HAM. UNDIP memiliki hubungan kerja yang sangat intens dengan BSN karena UNDIP saat ini mengembangkan kurikulum dan program pendidikan Pasca Sarjana Bidang Standardisasi. Forum PPIS ini dihadiri juga oleh Prof. Dr. Bambang Purwanggono, M.Eng, Guru Besar UNDIP selaku Ketua Forum Pendidikan Standardisasi (FORSTAN).    

 

Tema yang diusung dalam PPI Standardisasi, 25 Agustus 2016 adalah “Penelitian dan Pengembangan Standar Nasional Indonesia Mewujudkan Produk Unggulan Daerah Berdaya Saing di Pasar Global.” Tema ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan pakar bidang standardisasi untuk menyampaikan hasil penelitiannya pada Forum PPI Standardisasi dalam rangka meningkatkan daya saing dan kualitas produk Indonesia dalam perdagangan global. PPIS menghadirkan 3 (tiga) pembicara Utama, yaitu Plt. Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi, Dr. Ir. Puji Winarni, M.Sc yang menyampaikan  presentasi dengan topik “Penelitian dan Pengembangan SNI mewujudkan Produk Unggulan Daerah Berdaya Saing di Pasar Global.” Pembicara kedua yaitu Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) - UNDIP, Prof. Dr. Ir. Heru Susanto,ST, M.M, M.T, yang menyampaikan judul presentasi “Penguatan Penelitian dalam Mendukung Pengembangan Standardisasi Produk Unggulan Jawa Tengah”. Pembicara ketiga yaitu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Ratna Kauri, S.H. menyampaikan judul presentasi “Kesiapan Industri, SNI dan LPK Berbasis Produk Unggulan Provinsi Jawa Tengah Mendukung Perdagangan Global.” Sesi pembicara utama ini dimoderatori oleh Kepala Puslitbang Standardisasi - BSN, Ir. Juliantino, M.M.

Puji Winarni menyampaikan bahwa dalam menghadapi perdagangan global, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan Januari 2016, posisi Indonesia sangat strategis, mengingat populasi penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa merupakan jumlah penduduk terbesar di ASEAN dan dijadikan sebagai pasar   terbesar MEA. Oleh karena itu peran Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi sangat penting  untuk dijadikan faktor pengendali pasar (hidden technical barrier to trade) untuk melindungi industri dalam negeri dari ancaman membanjirnya produk-produk impor berkualitas rendah negara ASEAN lainnya.

 

Pada sesi pembicara utama selanjutnya, Heru Susanto menyampaikan bahwa penelitian bidang standardisasi di Universitas, BSN, Lembaga Penelitian Pemerintah lainnya dan Swasta yang dihasilkan, diharapkan mendukung Pengembangan Standardisasi Nasional. Standardisasi produk unggulan daerah menjadi penting untuk meningkatkan daya saing dan membantu menjembatani kepentingan konsumen dan produsen. LPPM memiliki tugas untuk mengembangkan produk unggulan Jawa Tengah. Kegiatan penelitian terkait standardisasi yang sudah dilakukan LPPM - UNDIP diantaranya produk bandeng presto dan ikan asap.

 

Selanjutnya, sebagai pembicara ketiga, Ratna Kauri menyampaikan bahwa Disperindag Jateng telah melakukan upaya terkait dengan penerapan SNI meliputi: sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan sertifikasi disamping melakukan pengawasan barang beredar terhadap produk SNI Wajib. Di Jawa Tengah terdapat 10 IKM yang telah mendapat pendampingan dan sertifikasi SNI dimana IKM tersebut mayoritas merupakan IKM garam konsumsi beryodium dan mainan anak. Untuk pengawasan produk bertanda SNI yang dilakukan Disperindag Jateng pada tahun 2016, hanya terdapat 13 produk yang belum sesuai SNI dari total 150 produk.

 

PPI Standardisasi di Semarang mempresentasikan 17 (tujuh belas) Karya Tulis Ilmiah (KTI) hasil seleksi secara nasional dari 32 (tiga puluh dua) KTI hasil penelitian standardisasi dari para peneliti. Presentasi ke-17 KTI tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, presentasi oral dan presentasi poster. Presentasi oral dilaksanakan secara paralel di Ruang Borobudur dan Ruang Prambanan - Hotel Santika Premiere, Semarang, sedangkan presentasi poster dilaksanakan di Ruang Borobudur setelah presentasi utama. Presentasi oral di Ruang Borobudur dipandu oleh Ir. Bendjamin B. Louhenapessy, M.H. (Kepala Bidang Evaluasi dan Kerjasama Penelitian Puslitbang – BSN) yang menampilkan 6 (enam) KTI. Keenam KTI yang telah dipresentasikan tersebut meliputi sektor konstruksi dan bangunan, sektor prioritas APEC, sertifikasi halal, produk alat kesehatan, dan penerapan SNI pada UMKM.

     

Presentasi oral di Ruang Prambanan dipandu oleh Peneliti Senior, Drs. Suprapto, MPS. yang menampilkan 6 (enam) KTI untuk sektor produk pangan dan derivatnya, karet dan produk karet,  perdagangan global APEC, dan penerapan SNI wajib.

 

Selanjutnya PPIS Tahun 2016 di Semarang mempresentasikan 5 (lima) KTI Poster, meliputi: pengembangan SNI komponen mobil listrik; pertanian, standardisasi pelayanan publik, dan konstruksi dan bangunan. Tampak Dr. Ir. Puji Winarni, M.Sc, Sekretaris Utama - BSN sedang melakukan diskusi dengan salah satu pemakalah poster yaitu Dr. Agus Fanar Syukri dari LIPI.

PPI Standardisasi di Semarang menghadirkan sekitar 110 peserta para peneliti dan pemerhati standardisasi dari pemangku kepentingan standardisasi meliputi instansi teknis di pusat dan daerah, universitas dan Asosiasi/Industri.

 

Pada acara PPI Standardisasi di Semarang juga dilakukan pameran produk UMKM unggulan provinsi Jawa Tengah berbasis SNI, meliputi sektor perikanan, pangan, dan tekstil dan produk tekstil. Tampak Kepala BSN sedang melakukan diskusi terkait dengan produk UMKM berbasis SNI. Diharapkan dengan penerapan SNI pada UMKM dapat meningkatkan daya saing produk UMKM di pasar Global.

 

Penerapan SNI pada produk di UMKM berbasis SNI selaras dengan program pembinaan SNI dan sertifikasi yang telah disampaikan oleh Ratna Kauri, S.H. Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. PPI Standardisasi dilaksanakan atas koordinasi dan kerjasama dari Tim LPPM UNDIP dan Tim Puslitbang - BSN sebagai suatu ikatan silaturahim yang menjadi bukti Kerjasama Standardisasi yang telah ditandatangani tahun 2015 antara Rektor UNDIP dengan Kepala BSN (BL, ABM, & NA).




­