Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Direktur PPIH Kemenlu RI Audiensi Dengan Kepala BSN

  • Rabu, 24 Agustus 2016
  • 3537 kali

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mendukung upaya Badan Standardisasi Nasional untuk menduduki posisi strategis di berbagai organisasi di bidang standardisasi Dunia. Posisi strategis sangat membantu BSN untuk memperjuangkan posisi dan kepentingan Indonesia dalam berbagai forum terkait dengan standardisasi. Dukungan tersebut disampaikan oleh Tri Purnajaya, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan HKI, Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri kepada Kepala BSN, Prof. Bambang Prasetya, dalam kunjungannya ke kantor BSN, Selasa (23/8/2016).

 

Kementerian Luar Negeri sebagai tugas dan fungsi yang diembannya akan mendukung seluruh upaya yang dilakukan demi kepentingan Indonesia. “Kami mendukung upaya Indonesia untuk meraih posisi startegis di berbagai struktur organisasi badan dunia” ujar Tri Purnajaya. Salah satu momentum yang terdekat adalah pemilihan ketua CODEX Allementarius, badan dunia yang mengurusi standar keamanan pangan. Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Bambang Prasetya menyambut positif upaya yang dilakukan oleh Kemlu. “Kami mengharapkan posisi Vice Presiden CODEX Alimanterius bisa diraih” harap Prof. Bambang. “Kemenlu sebagai garda terdepan Indonesia di luar negeri diharapkan mampu untuk melakukan berbagai kampanye dan lobi agar Indonesia dapat meraih kesempatan”, ujar Prof. Bambang berharap.

 

Hadir dalam pertemuan ini Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN, Kukuh S. Achmad, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Erniningsih, Sekretaris Utama BSN, Dr. Puji Winarni, Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN, Konny Sagala dan pejabat terkait. Kerjasama antara BSN dan Kemenlu sangat baik dalam memfasilitasi di berbagai pertemuan internasional pada organisasi dunia.

 

 

Secara khusus Kepala BSN mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan HKI dalam hal ini Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa, Swiss, yang telah mendukung penuh dan memfasilitasi segala keperluan yang dibutuhkan BSN ketika memperjuangkan kepentingan Indonesia pada forum Internasional. Hal ini juga disampaikan Erniningsih yang memiliki banyak pengalaman dengan PTRI ketika melakukan sidang khususnya di TBT-WTO. PTRI sangat membantu BSN dalam menghadapi isu-isu perdagangan dunia khususnya dalam standar dan regulasi teknis. “bantuan dari PTRI sangat membantu teman-teman dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam menghadapi isu-isu perdagangan” ujar Erniningsih.

 

Senada dengan hal tersebut, Konny Sagala mengungkapkan beberapa masukan kepada Tri Purnajaya agar Kemlu dapat berperan lebih jauh lagi ketika delegasi Indonesia tidak bisa hadir dalam sidang internasional sebagai wakil Indonesia. Dalam beberapa kesempatan sidang internasional, BSN tidak dapat menghadiri karena keterbatasan anggaran. Dengan demikian ketidakhadiran wakil dari Indonesia dapat diwakili oleh Kemlu dengan substansi materi sidang dikirim dari Indonesia.

 

Suhaimi Kasman, Liaison Officer BSN untuk TBT-WTO memberikan masukan kepada PTRI agar BSN diberikan informasi terkait perselisihan (dispute) yang melibatkan beberapa kementerian teknis. Beberapa kasus dispute TBT-WTO, BSN tidak mendapatkan informasi dari hasil sidang yang telah berlangsung sehingga tidak bisa melacak sampai sejauh mana perkembangan yang terjadi. Suhaimi juga berharap agar Kemlu mendorong Kementerian Teknis untuk duduk dalam struktur organisasi TBT-WTO sebagai ketua komite. Posisi ketua komite sangat stategis dalam mengatur kepentingan Indonesia.

 

Dalam penutupnya, Tri Purnajaya menyampaikan terima kasih atas masukan yang disampaikan BSN dan menjadi perhatian Kemlu khususnya dalam upaya meraih posisi strategis pada organisasi dunia. Kemlu juga menyampaikan terima kasih kepada BSN atas kerjasama yang selama ini terjali dengan baik. Secara khusus Tri menyampaikan apresiasi kepada BSN atas laporan hasil sidang yang diikuti dengan baik dan disiplin dalam waktu penyampaiannya. Ini sangat membantu Kemlu untuk menyusun strategi dalam menghadapi sidang-sidang berikutnya dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia. (4d9/reza)