Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Untuk Pengawasan Pasar

  • Jumat, 01 Juli 2016
  • 3052 kali

Menanggapi maraknya isu vaksin palsu di Indonesia, Hughes China Holdings Company melakukan audiensi ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk memperkenalkan teknologi terbaru berupa chip untuk pengawasan produk, di gedung 1 BPPT pada Kamis (30/6/16). Pemaparan teknologi baru ini dibawakan oleh Direktur Hughes China Holdings Company, Hady Hartanto. Hadir dalam audiensi ini Kepala BSN, Bambang Prasetya, Sekretaris Utama BSN, Puji Winarni, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Erniningsih, serta segenap personel BSN. turut hadir pula mantan menteri riset dan teknologi, Gusti Muhammad Hatta.

 


Hady memaparkan, salah satu cara untuk menghindari pemalsuan produk adalah dengan menggunakan chip. Anti-fake bagi suatu perusahaan adalah persoalan hidup dan mati. Saat ini, pada umumnya anti-fake yang digunakan bersifat pasif. Contohnya adalah barcode. Salah satu kelemahan barcode adalah dapat diduplikasi.


Adapun Hughes China Holdings Company mengembangkan anti-fake berbentuk chip yg bersifat interaktif, digunakan baik untuk konsumen maupun produsen. Konsumen dapat mengetahui apakah barang itu asli atau palsu, siapa produsennya, bagus atau tidak. Produsen pun dapat mengetahui apakah di pasar ada produk palsu atau tidak.

 


Pengawasan produk tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dapat diunduh melalui smartphone. Chip yang terdapat pada produk, disensor menggunakan aplikasi yang telah diunduh tersebut. Bila kode yang terdapat pada produk tidak sinkron dengan kode yang dimiliki perusahaan, berarti produk tersebut palsu. Dengan penggunaan aplikasi dan GPS, selain mengetahui data konsumen, produsen pun dapat mengetahui posisi produk yang sedang di-scan.


Diharapkan, perkembangan teknologi saat ini dapat membantu pemerintah dalam pengawasan pasar, serta membantu masyarakat agar terhindar dari produk palsu. (ald-Humas)