Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Siap Menuju Indonesia Emas 2025

  • Kamis, 31 Maret 2016
  • 1663 kali

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya didampingi oleh Sekretaris Utama Puji Winarni serta Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Humas, Budi Rahardjo menyambut pendiri ESQ, Ary Ginanjar Agustian dalam audiensi antara BSN dengan ESQ di Gedung BPPT 1, Jakarta pada selasa (29/3/16). Audiensi ini dilakukan dalam rangka mendukung gerakan revolusi mental sebagai bagian dari reformasi birokrasi, menuju Indonesia Emas 2025.

 


Dalam kesempatan ini, kepala BSN, Bambang Prasetya memaparkan bahwa BSN memiliki visi Terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup. Visi tersebut dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan misi BSN, salah satunya adalah merumuskan, menetapkan, dan memelihara Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkualitas dan bermanfaat bagi pemangku kepentingan.


Hal tersebut sejalan dengan visi-misi dan program aksi Presiden RI saat ini, untuk berdikari dalam bidang ekonomi, dengan mengembangkan kapasitas perdagangan nasional, salah satunya melalui implementasi dan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten untuk mendorong daya saing produk nasional dalam rangka penguasaan pasar domestik dan penetrasi pasar internasional serta melindungi pasar domestik dari barang-barang berstandar rendah.


Dalam paparannya, Bambang menjelaskan tentang lembaga BSN beserta visi-misinya, termasuk memaparkan pentingnya standardisasi dan penilaian kesesuaian bagi Indonesia, terutama dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini. Dengan adanya Standar Nasional Indonesia (SNI), produsen lokal dapat terlindungi dari serbuan produk impor.


Bambang pun menyampaikan keinginannya agar budaya standar dipahami oleh seluruh pihak, termasuk oleh UMKM. “Karena anggaran dan sumber daya manusia BSN terbatas, maka untuk memasyarakatkan standar, BSN membuat role model, membina UMKM untuk dijadikan percontohan”, ujar Bambang.

 


Menanggapi pemaparan tersebut, Ary berpendapat bahwa standar merupakan solusi untuk Indonesia agar sejajar dengan bangsa lain. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran BSN agar Indonesia bisa bersaing di dunia global. Untuk itu, BSN harus muncul ke masyarakat. Bulan Mutu merupakan momen yang pas bagi BSN untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa BSN bukan hanya lentera, tapi dapat menjadi ujung tombak bagi Indonesia untuk memenangkan persaingan dalam MEA. (ald/rmy/Humas)