Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Siap Melaksanakan Revolusi Mental

  • Rabu, 23 Maret 2016
  • 1812 kali

Untuk menumbuhkan revolusi mental dalam rangka reformasi birokasi dalam Badan Standardisasi Nasional (BSN), Pusat Informasi dan Dokumentasi (Pusido) BSN bekerjasama dengan Biro Hukum, Organisasi dan Humas (Biro HOH) BSN mengadakan sharing knowledge Change Management di kantor BSN, jakarta pada 10 Maret 2016. Workshop ini diperuntukkan bagi para pejabat BSN eselon 3 dan 4, yang diyakini dapat menjadi agen perubahan, meneruskan kembali materi yang disampaikan ke staf yang lain, sehingga dapat membuat gebrakan untuk menerapkan revolusi mental dalam keluarga besar BSN.

 

Sharing knowledge ini dilaksanakan sebagai bentuk rekomendasi dari rapat kerja BSN. Biro HOH, dalam hal ini bagian Organisasi Kepegawaian butuh peningkatan kompetensi pegawai untuk mengembangkan BSN sebagai organisasi pembelajar. Adapun Pusido Sub Bidang perpustakaan, mempunyai fungsi pendidikan. Dan sekarang perpustakaan BSN ingin mengembangkan diri sebagai perpustakaan yang dinamis,”tutur Minanuddin. mengajarkan untuk melakukan salam corporate dan dilanjutkan dengan membuat yel-yel. Hal ini untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, corporate culture diantara para peserta.

 

 

Di awal presentasi, Kapala BSN Bambang Prasetya memaparkan tentang pentingnya kemampuan beradaptasi untuk bertahan hidup. SDM adalah segalanya. It’s not about the gun, it’s about a man behind the gun. Karakter itu penting. Change management adalah bagaimana perubahan sikap mental kita.

 

Selanjutnya, Bambang memberikan filosofi tentang ikan salmon untuk memaparkan pentingnya visi-misi BSN. Visi, misi, dan tujuan perusahaan tercantum dalam renstra, dan akan tercermin dalam budaya kerja. Bambang menekankan bahwa leader sangat berperan dalam suatu organisasi  perusahaan.

 

 

Dalam awal acara ini, Bambang menyampaikan bahwa setiap organisasi tentulah memiliki nilai. Nilai, dijaga oleh sistem, dan sistem dijaga oleh leader / pemimpin. Maka, perubahan itu dimulai dari pemimpin. Jadi, bila BSN ingin melakukan revolusi mental, maka harus dimulai dari kalangan pemimpin BSN terlebih dahulu. Pemimpin BSN harus bisa menjadi role model / contoh bagi para stafnya. Peran agen perubahan adalah sebagai katalis, penggerak, pemberi solusi, mediator, serta menjadi penghubung informasi.

 

Sepanjang acara, Bambang memotivasi para peserta untuk melakukan revolusi mental baik melalui berbagai pertanyaan maupun games, sehingga acara ini berlangsung secara dua arah.

 

 

 

Di akhir acara,  Bambang memberikan apresiasi kepada Dhandy Arisaktiwardhana, Tom Abbel Sulendro, serta Sutarwanto atas keaktifan mereka selama mengikuti jalannya acara. (ald-Humas)