Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia Tuan Rumah The 2nd Plenary Meeting of ISO TC 292 Security and Resilience

  • Senin, 30 November 2015
  • 1658 kali

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam, salah satunya gempa bumi, karena dilewati oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Tidak hanya Indonesia, tetapi diseluruh belahan dunia manapun memiliki berbagai bencana alam yang tidak dapat dihindari. Pemahaman akan kebencanaan dan keamanan sangat diperlukan oleh setiap masyarakat di dunia, agar dapat mendeteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman serta gejala atau peristiwa bencana.

 

Di organisasi internasional salah satunya adalah ISO membentuk sebuah komite ISO TC 292 yang merupakan standardisasi di bidang keamanan untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan di masyarakat. Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The 2nd Plenary Meeting of ISO TC 292 Security and Resilience di Bali. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya membuka acara tersebut didampingi oleh Deputi Bidang Perumusan dan Kerjasama BSN, Kukuh S. Achmad, Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN, Erningsih, Chairman of ISO TC 292, Åsa Kyrk Gere, dan Secretary of ISO TC 292, Bengt Rydstedt. (30/11/2015).

 

 

Keamanan dan ketahanan saat ini merupakan tantangan yang sangat penting untuk kita hadapi. Keduanya sangat dibutuhkan pada setiap level masyarakat mulai dari individu, organisasi, negara, bahkan dunia. “Kita perlu upaya terpadu dalam memberikan standar yang tepat dan memenuhi kebutuhan ini bekerja dengan keamanan dan ketahanan dalam arah yang sama.” ujar Åsa. Lanjut, beliau menjabarkan perlu adanya upaya yang lebih konkret untuk membuat analisis stakeholder, analisis kesenjangan kebutuhan standar, penggabungan standar dan standar hilang. Tujuannya adalah untuk menyediakan pengguna akhir dengan standar yang mereka butuhkan.

 

Kepala BSN, Bambang mengatakan “Pentingnya masalah keamanan dan ketahanan dalam kehidupan kita sehari-hari dan standarlah yang dapat mengatasi masalah tersebut”. Standar yang dikembangkan oleh ISO TC 292 memiliki relevansi yang kuat dalam tujuan keamanan. Sejauh ini, BSN telah mengadopsi lebih dari 810 standar ISO menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI), dan rata-rata standar yang telah diadopsi adalah identik. Standar yang telah diadopsi dari ISO TC 292 antara lain, ISO 22300 Societal Security – Terminology; ISO 22320 Societal Security – Emergency Management – Requirements for Incident Response; ISO 22301 Societal Security – Business Continuity Management Systems – Requirements; ISO 22315 Societal Security – Mass Evacuation – Guidelines for Planning.

 

Acara ini diselenggarakan sebagai wujud peran aktif Indonesia dalam pengembangan standar Internasional khususnya di bidang keamanan dan ketangguhan. Disamping itu, kegiatan ini diharapkan dapat mendukung sukesnya Indonesia dalam mengajukan standar nasional menjadi standar internasional.

 

 

Pertemuan ini akan dilaksanakan hingga 5 Desember 2015 yang dihadiri sekitar 140 peserta dari 21 negara. Dibagi menjadi Working Group (WG), antara lain WG 1 Terminology, WG 2 Continuity and Resilience, WG 3 Emergency Management, WG 4 Fraud Countermeasures and Controls, WG 5 Public and Community Resilience, WG 6 Security, DCGG (Developing Countries Contact Group). Disamping itu, dalam waktu yang bersamaan dilaksanakan pertemuan Task Force Cooperation with UN dan diakhiri dengan Kunjungan ke lokasi instalasi Landslide Early Warning System (LEWS) di Kintamani Bali. (rmy/humas)