Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN dan GSO Fasilitasi Produk Indonesia Ekspor ke Timur Tengah

  • Rabu, 25 November 2015
  • 3220 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerja sama dengan Gulf Cooperation Council (GCC) –GCC Standardization Organization (GSO) menyelenggarakan “GCC Industry Dialogue dan Fasilitasi Produk ke Timur Tengah” pada 25 dan 26 November 2015 di Crowne Hotel Plaza, Jakarta. Ini adalah kesempatan bagi pemangku kepentingan di Indonesia terutama pelaku usaha, untuk berdialog langsung dengan GCC sehingga mereka memperoleh gambaran potensi pasar di wilayah Timur Tengah serta bagaimana bisa menghasilkan produk yang bermutu dan memenuhi persyaratan mutu di negara tujuan ekspor, Timur Tengah.

 

 

Kepala BSN, Bambang Prasetya pada kesempatan tersebut mengingatkan, Indonesia perlu menghasilkan produk yang bermutu yang dapat menembus pasar global. Ini akan terwujud jika didukung oleh infrastruktur mutu yang terdiri dari Metrologi, Standar dan Penilaian Kesesuaian yang merupakan infrastruktur terintegrasi yang diakui secara internasional, sebagai infrastruktur mutu yang diperlukan oleh pelaku usaha untuk meningkatkan mutu produknya, yang digunakan oleh pemerintah untuk memastikan perlindungan konsumen kepada masyarakatnya.

 

Maka, sebagaimana negara atau wilayah regional lainnya, Gulf Cooperation Council (GCC) mengembangkan infrastruktur mutu tersebut sebagai salah satu piranti pengaturan pasar bagi produk yang dapat diedarkan  di wilayahnya. GCC Standards Organization (GSO) merupakan organisasi regional yang bertanggungjawab untuk memastikan efektifitas infrastruktur mutu di kawasan tersebut. Sebagai  bagian dari dunia internasional, pertukaran produk dengan negara atau kawasan lain merupakan kondisi yang tidak mungkin dihindari.

 

 

BSN sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas infrastruktur mutu nasional Indonesia, dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang menjalankan kegiatan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian di Indonesia menjalin kerja sama dengan GSO dan Gulf Accreditation Council (GAC) dengan semangat saling menguntungkan dalam bentuk nota kesepahaman dalam bidang Standardisasi, Akreditasi dan Metrologi.

 

Kerjasama ini, menurut Kepala Bidang Produk, Pelatihan, dan Personel BSN, Donny Purnomo JA, akan membuka peluang bagi pelaku usaha di Indonesia untuk bisa meningkatkan ekspor ke kawasan Timur Tengah. Pasalnya, banyak kebutuhan barang untuk menunjang kualitas hidup dari produk makanan hingga barang yang tidak terpikirkan itu akan laku di negara lain, misalnya kloset jongkok, sangat diperlukan negara-negara di kawasan itu. Melalui kerjasama BSN,GSO, dan GAC, maka hasil uji produk yang dilakukan di Indonesia –yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) tentunya, berpeluang besar untuk diterima secara langsung oleh mereka.

 

Bambang Prasetya melanjutkan, sebagaimana yang berlaku pada perdagangan internasional, maka Indonesia pun memiliki berbagai komoditi nasional yang dibutuhkan oleh negara-negara anggota GCC. Sebaliknya, Indonesia juga membutuhkan berbagai komoditi dari kawasan GCC. Oleh karena itu sebagai bagian dari umat Islam internasional, dengan Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, kerjasama dengan negara-negara anggota GCC dipandang akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. Selain juga akan membawa pengaruh yang besar khususnya untuk meningkatkan volume perdagangan antar negara-negara Islam di dunia. Banyak produk Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan Indonesia terutama produk pangan kemasan yang telah memiliki sertifikat halal.

 

 

Dengan adanya harmonisasi standar dan harmonisasi prosedur penilaian kesesuaian antar kedua belah pihak diharapkan dapat meningkatkan kelancaran perdagangan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di kedua belah pihak yang bekerja sama, Indonesia dan negara anggota GCC.

 

“GCC Industry Dialogue dan Fasilitasi Produk ke Timur Tengah” mengundang berbagai pemangku kepentingan baik berasal dari pelaku usaha, UKM, lembaga sertifikasi,  laboratorium, maupun pihak pemerintah. Pada kesempatan ini, Sekretaris Jenderal GSO Nabil bin Ameen Molla menjadi pembicara kunci. Dilanjutkan presentasi berjudul “GCC requirements for exported products” dan “GCC requirements for halal products” oleh Director Technical GSO, Brahim Houla; “Export Import Indonesia with Gulf Countries” oleh Kementerian Perdagangan, Zulkarnain; “Halal certification requirements” oleh Vice Director of LPPOM MUI, Muti Arintawati; "Conformity Assessment Bodies Notification Process” oleh Director Technical GSO, Abdessalem Benyaich; serta “Accreditation Schema of Halal” oleh KAN.

 

 

Bambang Prasetya berharap, peserta pertemuan mendapatkan gambaran potensi pasar di wilayah Timur Tengah dan memahami bagaimana memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh negara di kawasan itu sehingga penetrasi ekspor produk Indonesia ke Timur Tengah semakin meningkat. Semoga! (Denny,Ninda)