Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Capacity Building menjadi fokus ACCSQ WG1

  • Senin, 23 November 2015
  • 1434 kali

Pada tanggal  18—19  November 2015 di Kuta, Bali berlangsung Sidang ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality Working Group on Standard and Mutual Recognition Arrangement (ACCSQ WG1) ke-35. Sidang ini menutup rangkaian sidang yang berlangsung selama 4 hari, setelah sebelumnya didahului dengan sidang Task force Buliding and Construction (TFBC) dan sidang Task Force Wood Base Product (TFPWB). Sidang ini dibuka oleh Sekretaris Utama BSN, Puji Winarni. Pada kesempatan tersebut Puji menyampaikan bahwa kesiapan negara-negara anggota ASEAN akan sangat penting untuk mendukung peran dan posisi ASEAN di era globalisasi. Kekhawatiran terhadap liberalisasi perdagangan dapat dikelola melalui harmonisasi standar dan Mutual Recognition Arrangement (MRA). Harmonisasi standar diharapkan dapat memperkuat daya saing masyarakat Asean di pasar global.

 

Puji yakin bahwa dengan partisipasi aktif dari seluruh delegasi dalam pertemuan ini dan dengan semangat ASEAN, ACCSQ WG1 dapat mengambil langkah-langkah penting dan menyelesaikan banyak perbedaan, untuk mencapai konsensus demi kepentingan umum semua negara anggota. ASEAN adalah organisasi dengan keunikan tersendiri, kekayaan budaya, sumber daya, keanekaragaman hayati,  iklim, geografi, dan sebagainya. Hal ini yang mendasari kita untuk membuat keputusan ASEAN berbeda dengan daerah lain.

 

 

Sidang WG1 yang dihadiri delegasi dari negara anggota ASEAN ini dipimpin oleh Mr. Ridzwan Kasim (Malaysia). Sementara itu,I Nyoman Supriyatna  sebagai delegasi Indonesia hadir bersama Y. Kristianto Widiwardono (BSN), Nukman Wijaya (BSN), Lucky Tarigan (Kementerian Perdagangan), Ginea Harvita (Kementerian Perdagangan), Dian SR Kusumaastuti (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Nurmayanti (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Dini Apriori (BSN), Olivia  Sary (BSN).

 

 

Representative dari PTB menyampaikan informasi pelaksanaan potensi kegiatan yang terkait WG1 dibawah ASEAN-PTB strategic workplan, termasuk konsep traning dan pendampingan (coaching) terkait panduan teknis untuk mempersiapkan, melakukan adopsi dan implementasi standar. Beberapa konsep training strandardisasi juga sedang disiapkan oleh WG1.  Sidang mencatat bahwa negara-negara yang menjadi anggota ASEAN perlu mempertimbangkan kebutuhan technical assistance dan membangun dukungan pada pelaksanaan  program multi-year agar mencapai tujuan jangka panjang.  Sidang telah sepakat agar Sekretariat ASEAN dapat membuat daftar kebutuhan training, sehingga pada pertemuan yang akan datang WG1 dapat menentukan prioritas training. 

 

Sidang WG1 ini juga membahas kemajuan harmonisasi standar dan MRA yang telah dilakukan oleh masing-masing PWG yang masuk dalam daftar AEC scorecard. Pada kesempatan itu, Nyoman mewakili Ketua TFBC menyampaikan bahwa TFBC saat ini terus berusaha melakukan upaya harmonisasi standar yang fokus pada Material bahan bangunan, menjalin kerjasama dengan EU-ARISE, sedangkan MRA sedang dalam proses pembahasan dan telah disirkulasi kepada seluruh anggota ASEAN untuk dibahas pada sidang selanjutnya.

 

 

Sidang yang secara keseluruhan berlangsung cukup aktif juga tidak lupa untuk membahas dan memberikan input terhadap draft ke-2 Rencana Strategis Standar and Penilaian kesesuaian ASEAN Periode 2016-2025, sidang sepakat menambahkan satu strategi untuk mempercepat rencana yang ada untuk memperkuat dukungan strategi standardisasi dalam meningkatkan perdagangan dan ekonomi ASEAN. Masukan ini selanjutnya akan diserahkan kepada ACCSQ untuk dipertimbangkan (PPS - Humas)