Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia Tuan Rumah Plenary Meeting and Workshop on IEC/TC 64

  • Senin, 07 September 2015
  • 1224 kali

Pengembangan projek baru standar internasional dibidang elektronika, khususnya instalasi listrik dan proteksi terhadap tegangan kejut listrik, menjadi kebutuhan mendesak dalam perkembangan teknologi yang begitu cepat. Untuk menjawab tantangan tersebut, International Electrotechnical Commission (IEC) menggelar Plenary Meeting and Workshop IEC/TC 64 dan Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam acara tahunan tersebut bertempat di Yogyakarta, (7/9/2015).

 

Pada pertemuan sebelumnya yang telah dilakukan pada 24 Oktober 2014, menghasilkan pembahasan mengenai persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Plenary Meeting IEC/TC 64 - Electrical installations and protection against electric shock. Dalam Plenary Meeting IEC/TC 64 sebelumnya yang diselenggarakan tanggal 8-10 April 2014 di Buenos Aires, Argentina telah disepakati bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya. Undangan menjadi tuan rumah acara tersebut telah disampaikan oleh Ketua IEC/TC 64, Mr. Etienne Tison dan Sekretaris Komnas IEC Indonesia telah menyampaikan surat persetujuannya.

 

 

Pertemuan ini dihadiri oleh Bambang Prasetya, Kepala Badan Standardisasi Nasional; Etiene Tison, Chairman of IEC/TC 64; Reinhard Pelta, Secretary of IEC/TC 64; Laurent Mailly, IEC Central Office staff; dan Erniningsih, Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN. Selain itu, dihadiri oleh 42 delegasi dari beberapa negara yang tergabung dalam IEC/TC 64 antara lain, Australia, Austria, Kanada, China, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Indonesia, Meksiko, Belanda, Norwegia, Philipina, Spanyol, Swedia, Swiss, USA, dan beberapa observers dari Jerman dan Indonesia. Pertemuan ini dilaksanakan hingga 9 September 2015.

 

 

Tison mengatakan dalam sambutannya, “Komisi Nasional Indonesia khususnya delegasi dari Indonesia agar dapat menangkap peluang dalam pembahasan pertemuan ini”. Memahami kondisi yang ada saat ini, maka diperlukan pengembangan projek baru yang dibutuhkan negara ini. Pertemuan kali ini akan membahas dan berdiskusi mengenai jaringan publik, instalasi elektronik, instalasi listrik voltase rendah, program strategis komite, dan lain sebagainya. Sehingga TC 64 ini dapat menjadi penjembatan antara yang pelaku industri dibidang elektronika dengan beberapa stakeholder terkait.

 

Kepala Badan Standardisasi Nasional selaku Ketua Komnas IEC, Bambang memberikan penghargaan kepada semua peserta dalam berpartisipasi pertemuan kali ini. "Pertemuan ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk mengambil peran lebih aktif dalam pengembangan standar internasional, khususnya di forum IEC" ujarnya. Lanjut beliau mengatakan, peran adanya komite di bidang elektronik ini untuk menyadari pentingnya perdagangan internasional dalam instalasi listrik dan penggunaan standar untuk melindungi rakyat terhadap kejutan listrik.

 



Dalam kesempatan ini, Bambang menginformasikan bahwa hingga saat ini Indonesia telah mengadopsi 420 standar IEC menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan mayoritas dari dokumen tersebut adalah dalam status identik. Standar yang telah diadopsi dari IEC/TC 64 antara lain, IEC 60364-4-43 instalasi listrik voltase rendah - Bagian 4-43: Perlindungan untuk keselamatan - Perlindungan terhadap arus lebih dan IEC 60364-4-44 instalasi listrik voltase rendah, Bagian 4-44: Perlindungan untuk keselamatan - Perlindungan terhadap gangguan tegangan dan gangguan elektromagnetik.


Pemerintah Indonesia berupaya mengharmonisasikan standar dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN khususnya SNI di sektor listrik. Saat ini telah memberlakukan 26 SNI menjadi standar wajib dalam kerangka The ASEAN Mutual Recognation Arrangement (EEMRA) yaitu kerjasama regional negara-negara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN telah menyepakati untuk menggunakan standar internasional IEC sebagai referensi untuk memfasilitasi perdagangan antara negara-negara anggota ASEAN. (rmy)