Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pelaku Usaha Pariwisata Bali Sambut Positif Skema Akreditasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata

  • Sabtu, 22 Agustus 2015
  • 2295 kali

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia cukup potensial mengingat Indonesia secara alami memiliki banyak potensi keindahan alam, keragaman dan keunikan budaya dan lain sebagainya. Kesemua potensi tersebut menjadi modal dalam industri pariwisata dan masih tetap terjaga kelestariannya.Harus diakui bahwa kelemahan dari industri pariwisata adalah bersifat massif dan massal melibatkan banyak orang jadi harus ada sinergitas dari segenap komponen bangsa.

 

Dari perkembangan industri pariwisata yang semakin pesat tersebutlah menimbulkan persaingan antara pihak pelaku usaha pariwisata, sehingga diperlukan regulasi yang dapat menengahi persaingan tersebut. Oleh karena itu sebagai upaya penyusunan regulasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan Kementerian Pariwisata mengembangkan Skema Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Pariwisata.

 

Bertempat di Denpasar Bali pada Kamis (20/8/2015) BSN mengadakan Workshop Skema Akreditasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata, workshop dihadiri oleh pelaku usaha Bali, Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata serta Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota Propinsi Bali.

 

Dalam sambutannya Kepala BSN Bambang Prasetya mengungkapkan bahwa tantangan dan perkembangan regional serta Internasional terkait akreditasi dan sertifikasi lembaga sertifikasi usaha pariwisata merupakan kebutuhan pokok karena mampu mendapat jaminan kepastian yang didalamnya telah dilakukan sertifikasi, testing, inspeksi dan akreditasi.

Menurut data Indonesia Data World Economic Forum (WEF), Indeks daya saing sektor Tourism and Travel Indonesia Tahun 2013 menduduki peringkat 70 dari 140, Singapura (10), Malaysia (34) dan Thailand (43). Penyebab daya saing Indonesia sangat rendah disebabkan karena payung hukum regulasi belum optimal, masih belum terintegrasinya pengelolaan di level nasional dan daerah, tidak adanya standar layanan jasa pelaku usaha, rendahnya kompetensi sumberdaya pelaku usaha dan kurangnya pengawasan dan pembinaan, ungkapnya.

 

Diakhir sambutannya Bambang Prasetya mengatakan bahwa pada tahun 2015 akan dilakukan pengembangan Skema Akreditasi LSU Pariwisata yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan dan produktivitas usaha pariwisata melalui akreditasi LSU Pariwisata.

 

Sementara itu ditempat yang sama, wakil pemerintah propinsi Bali Kepala Dinas Pariwisata Anak Agung Gede Yuniartha Putra dalam sambutannya menyambut baik diadakannya workshop Skema Akreditasi LSU Pariwisata ini, mengingat Bali merupakan destinasi wisata yang didalamnya Tuhan telah memberikan keindahan alam dan keunikan budaya sehingga banyak propinsi di Indonesia yang belajar ke pulau dewata ini.

 

Taksu Bali atau biasa disebut The magic of Bali merupakan salah satu keunikan tersendiri yaitu jika seseorang telah datang ke sini maka dilain waktu dia akan ingin kembali lagi, ujarnya. Anak Agung Gede Yuniartha Putra berpesan kepada seluruh peserta yang hadir untuk dapat berperan aktif sehingga diakhir workshop dapat meningkatkan pemahaman pelaku usaha sehingga produk dan jasanya mampu bersaing di Pasar bebas ASEAN yang sebentar lagi diberlakukan.

 

Pelaku usaha pariwisata Bali yang hadir dalam workshop ini menyambut positif adanya skema akreditasi dan sertifikasi usaha pariwisata, dimana mereka dapat mengetahui sekaligus memahami segala sesuatu yang dibutuhkan dan dipersyaratkan dalam Skema tersebut.

 

 

Dalam acara ini menghadirkan tiga pembicara yang berkompeten dibidangnya yaitu Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Konny Sagala, Komisi Otorisasi Usaha Pariwisata I Gusti Putu Laksaguna, serta Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Gusti Kade Sutawa. Acara yang dimoderatori oleh Kepala Bidang Akreditasi Sistem Manajemen Triningsih berjalan lancar dan beberapa pertanyaan diajukan oleh para pesertapun dapat terjawab dengan baik.(Humas)