Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

The sub-regional training session on Stakeholder Engagement, 24-25 Juni 2015, Bangkok

  • Jumat, 26 Juni 2015
  • 1251 kali

 

Dihadiri oleh 23 peserta dari 4 negara ASEAN yaitu Indonesia, Kamboja, Laos, dan Vietnam, The sub-regional training session on Stakeholder Engagement yang merupakan bagian dari Program SESA Trade promotion through standardization in the South and Southeast Asia (SESA) regions ini dilaksanakan pada 23-24 Juni 2015 di Bangkok. Training ini melibatkan organisasi standardisasi nasional (NSB) dari empat negara ASEAN serta organisasi dari sektor publik/swasta di kawasan ASEAN.  Dalam pelatihan tersebut, perwakilan Indonesia hadir sebanyak 3 orang dari BSN, yaitu Esti Premati, Ika Rahayu, dan Kartika Anggar Kusuma.

 

Pentingnya peningkatan keterlibatan sektor publik/swasta dalam proses standardisasi melatarbelakangi diadakannya pelatihan ini. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah untuk mendukung kecakapan NSB di negara-negara kawasan ASEAN dalam melibatkan stakeholder pada proses standardisasi, khususnya di tingkat nasional. Pelatihan berfokus pada praktek-praktek dalam peningkatan keterlibatan stakeholder dan mengembangkan sarana praktis serta check-list yang dapat dilakukan pada rutinitas kerja sehari-hari. Dalam kerangka Program SESA, keterlibatan stakeholder dinilai sebagai proses yang menarik bagi peserta karena hal tersebut dianggap krusial dalam keberhasilan pengembangan standar ISO. Pelatihan ini diharapkan akan memperkuat struktur internal, prosedur dan sistem untuk berjalan lebih aktif dengan keterlibatan stakeholder, serta bagaimana meningkatkan komunikasi stakeholder dengan NSB. Ekspektasi masing-masing negara terhadap pelatihan ini disampaikan pada awal pelatihan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana program ini dapat memenuhi keberhasilan pencapaian target pada akhir kegiatan. Carina Svensson, Manajer Program, mendorong peserta untuk  berpikir praktis dalam mengembangkan sarana-sarana yang dapat diterapkan dalam rutinitas kerja sehari-hari dalam peningkatan keterlibatan stakeholder.  Pelatihan  dipandu  pula oleh Anna Mickols,  pakar dari SIS yang menangani langsung kegiatan stakeholder engagement dalam kegiatan pengembangan standar.

 

Untuk bertukar pengalaman, masing-masing negara menyampaikan presentasi terkait kebijakan, sistem dan rutinitas pekerjaan, tantangan dan permasalahan, serta isu-isu terkait keterlibatan stakeholder di masing-masing negara.  Dari sharing  informasi tersebut, diketahui bahwa partisipasi aktif stakeholder di setiap negara peserta pelatihan masih perlu untuk ditingkatkan.  Peserta dari Kamboja menyampaikan keinginannya untuk  menggunakan sistem yang telah digunakan di Indonesia dalam menjaring stakeholder khususnya melalui pembentukan MASTAN. Peserta juga dilibatkan dalam sesi diskusi masing-masing negara dan antarnegara agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pelatihan. Di akhir agenda kegiatan, Anna menyampaikan presentasi terkait kemungkinan pendanaan yang dapat dilakukan oleh masing-masing negara untuk mendukung keterlibatan stakeholder dengan memberi contoh sharing dana dari Swedia. Pelatihan ditutup oleh Carina dengan menyampaikan rangkuman kegiatan dan harapan adanya perbaikan proses terkait stakeholder engagement hasil dari pelatihan tersebut. (esti-ika-tk)




­