Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

KUNJUNGAN KEPALA BSN KE INDUSTRI DI MADIUN : Perbanyak success story industri penerap standar

  • Rabu, 22 Oktober 2014
  • 7059 kali

Usai hadir menjadi pembicara kunci dalam pembukaan Workshop “Peran Standardisasi dan Pelayanan Publik memasuki ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Tahun 2015” di kantor pemerintah Kabupaten Madiun, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) BAMBANG PRASETYA didampingi Asisten Administrasi Umum Pemkab Madiun BASITO melakukan kunjungan ke industri di Madiun yang produknya merupakan unggulan kabupaten tersebut. Industri itu adalah PT. Kaibon Indah dan Samko Timber (20/10/2014).

 

PT. Kaibon Indah yang berdiri pada Oktober 1984 merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang peralatan rumah tangga dari porselin atau ceramic tableware, dimana barang – barang produksinya terbuat dari bahan dasar keramik dan telah melalui proses pembuatan dengan jaminan kualitas yang baik.

 

Ceramic tableware yang diproduksi oleh PT. Kaibon Indah antara lain : Tea Set 12 Pcs dengan aneka macam bentuk dan motif, Cup dan Saucer dengan beberapa pilihan warna, Mug dengan berbagai macam model, ukuran serta motif. Perusahaan ini juga mempunyai beberapa macam produk yang bervariasi lainnya, yaitu Cups and Saucers 12 pcs, Tea Pot, Asbak, Mini can Set serta produk lainnya.

 

Untuk menjamin konsistensi mutu produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, PT. Kaibon Indah menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan, dan  memelihara Pedoman Sistem  Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara sistematis serta terus menerus meningkatkan keefektifannya.

 

Untuk keperluan itu, PT. Kaibon Indah menyiapkan  Panduan Mutu ini untuk memenuhi persyaratan standar Sistem Manajemen ISO 9001:2008. Dengan didukung sumber daya manusia yang berbakat, berdedikasi dan loyal, perusahaan berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti oleh penerapan sistem manajemen yang mengacu pada peningkatan daya saing perusahaan dengan sasaran akhir yang akan dicapai adalah kepuasan pelanggan.

 

Selain menerapkan Sistem Manajemen Mutu, perusahaan juga telah menerapkan SNI produk yaitu SNI 7275:2008 Keramik berglasir - Tableware - Alat makan dan minum.  Dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan SNI produk, perusahaan memiliki komitmen kuat untuk memberikan produk dan pelayanan yang terbaik. Dengan kinerja yang optimal, perusahaan mampu memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi situasi pasar yang dinamis.

 

Dalam kunjungan ke PT. Kaibon Indah, Kepala BSN menerima masukkan dari perusahaan agar pemerintah bisa mengembangkan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) baik Lembaga Sertifikasi Produk maupun laboratorium penguji produk keramik. Saat ini, diakui perusahaan, proses pengujian produknya memakan waktu cukup lama. Hal ini disebabkan masih minimnya ketersediaan LPK tersebut.

 

Merespon masukkan dari PT. Kaibon Indah, Kepala BSN mengatakan, Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian memungkinkan daerah bisa lebih pro aktif dalam mengembangkan LPK. Sementara itu, melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang ketuanya secara ex officio dijabat oleh Kepala BSN, peran KAN terus memperjuangkan saling pengakungan/keberterimaan di internasional sehingga sertifikat uji yang dikeluarkan oleh LPK di Indonesia, bisa diterima di internasional. Kepala BSN optimis, jika LPK bisa berkembang hingga ke daerah-daerah, maka biaya produk bisa ikut ditekan.

 

 

Setelah melakukan kunjungan ke PT. Kaibon Indah, Kepala BSN melanjutkan kunjungan ke Samko Timber. Perusahaan ini mengolah kayu menjadi kayu lapis dengan kapasitas pengolahan lebih dari 800 ribu m3. Produknya sudah diekspor ke Jepang.

 

Dalam kunjungan ke industri ini, Kepala BSN menekankan kembali pentingnya perusahaan berbasis kayu untuk memperoleh Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). SVLK, dinilai mampu meningkatkan keberterimaan produk di pasar global. Apalagi Eropa, yang kemudian diikuti Jepang, dan Amerika telah menerima SVLK yang diterbitkan oleh Indonesia.

 

Sebagaimana diketahui, BSN ikut serta mengembangkan sistem SVLK. Hingga saat ini, tercatat sudah terdapat 15 Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu yang sudah diakreditasi KAN (www.bsn.go.id).

 

Dari kunjungan kedua industri penerap standar tersebut, Kepala BSN berpendapat, promosi produk unggulan daerah perlu diintensifkan terutama melalui pameran-pameran dan success story. Selama ini, nilai Kepala BSN, pameran yang berlangsung di luar negeri, masih terpisah-pisah. Padahal, jika menjadi satu dengan tema Indonesia Trade, misalnya, promosi dan brand produk Indonesia akan jauh lebih efektif.

 

Selain itu, perlu banyak success story dari industri penerap standar. “Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA 2015 perlu tindakan nyata dan cerita-cerita industri sukses sehingga bisa menjadi role model/getok tular kepada industri-industri lainnya,” ujar Kepala BSN menutup kunjungan. (dnw)