Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Gerakan Indonesia Bermutu : Optimisme Menuju Masyarakat Berbudaya Standar

  • Selasa, 14 Oktober 2014
  • 1378 kali

Menyongsong pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Indonesia bersiap untuk “bertarung” di pasar terbuka dikarenakan produk-produk impor negara ASEAN akan membanjiri pasar dalam negeri. Tingkat persaingan pun akan meningkat. Oleh karenanya, penerapan standar menjadi salah satu alat “ampuh” dalam memenangkan persaingan tersebut. Demikian diungkapkan Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standar Badan Standardisasi Nasional (BSN), Metrawinda Tunus (biasa disapa Ade) dalam Mimbar Akademik dengan tema “Gerakan Indonesia Bermutu: Implementasi Standar bagi UKM Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015” di Universitas Trisakti, Jakarta pada Selasa (14/10/2014).

 

 

Acara yang bersamaan dengan perayaan Hari Standar Dunia yang diperingati setiap tanggal 14 Oktober ini merupakan inisiasi Universitas Trisakti melalui Institut for Standardization Trisakti University (ISTU) yang didukung oleh Badan Standardisasi Nasional.

 


Meskipun demikian, lanjut Ade, belum semua skala perusahaan memiliki kemampuan untuk menerapkan standar terutama dari sisi biaya untuk mendapatkan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia). Maka, sesuai dengan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, pemerintah bertekad untuk membantu UKM meraih sertifikat SNI.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 Bab VII Pembinaan pada pasal 53 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa  (2) Terhadap Pelaku Usaha Mikro, dan Kecil diberikan pembinaan paling sedikit berupa fasilitas pembiayaan sertifikasi dan pemeliharaan sertifikasi; dan (3) Pemberian fasilitas pembiayaan sertifikasi dan pemeliharaan sertifikasi  sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dengan begitu, BSN berharap Usaha Kecil dan Mikro akan dapat menerapkan standar menuju tingkat mutu yang tertinggi dengan efisiensi yang maksimal yang pada akhirnya dapat membangun masyarakat Indonesia berbudaya standar.  

Seperti diketahui, mayoritas penghasil produk di Indonesia berasal dari UKM. Berdasarkan data dalam Buku SNI ISO 9001:2008 untuk UKM, 2013  sebanyak 99.9% entitas usaha di Indonesia adalah UKM. Sebanyak 16,9% total ekspor nasional disumbangkan UKM dan 49,3% total investasi dikucurkan UKM.

 

 

Ade berpendapat, bangsa Indonesia harus optimis dalam menghadapi MEA 2015. Penerapan standar diyakini akan membantu UKM menjadi Usaha Kelas Milyaran. Dengan standar pula akan meningkatkan kualitas barang dan pelayanan, meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya, meningkatkan daya saing UKM dengan industri besar, memperluas pangsa pasar (ekspor), serta memenuhi regulasi pemerintah.

 

Banyak produk lokal Indonesia, kata Ade, dapat bersaing di pasar global. Ade mencontohkan, Pesawat N250 (PTDI - Bandung), Kapal Double Skin Bulk (PT PAL Surabaya), Pelumas Pertamina  (PT Pertamina Lubricants), Ban Mobil  GT Radial (PT Gajah Tunggal, Tbk), Mie Instan, tempe, dan lain sebagainya. Selain itu, UKM penerap standar pun dapat menembus pasar global. Sebagai contoh industri penerap SNI yang juga Penerima SNI Award, PT. Mahkota Dewa mengkespor produknya ke Malaysia, Shanghai/China, dan Filiphina dan PT. Gunung Subur Sejahtera (produsen teh) yang telah mengekspor produknya ke Timur Tengah, Tiongkok dan Hongkong.



Rasa Optimisme yang disampaikan Ade, juga diungkapkan oleh Asisten Perekonomian dan Administrasi Setko Administrasi Jakarta Barat, Jupan Royter Tampubolon. Menurutnya, dengan adanya penerapan standar serta pengawasan pasar yang ketat akan menjadikan industri dan masyarakat Indonesia semakin paham akan pentingnya standar dikarenakan menyangkut unsur Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, dan fungsi lingkungan hidup. Selain itu, dengan adanya aturan yang mengatur untuk setiap produk barang dan jasa diharuskan mengacu kepada ketentuan yang berlaku menjadikan kepastian setiap produk Indonesia mempunyai kualitas dan kuantitas yang berstandar untuk dipasarkan.


 

Apalagi, dengan adanya Gerakan Indonesia Bermutu, sebuah gerakan dari dasar hati dan jiwa yang murni untuk mengajak seluruh komponen bangsa untuk bergegas membenahi diri guna berkarya dengan mutu tinggi menuju perwujudan suatu bangsa yang dicita-citakan.

 



Jupan juga mengungkapkan mengenai tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam mempersiapkan kemampuan bersaing di pasar global. Yakni pengembangan kemampuan SDM UMKM untuk mampu memahami secara teknis usaha dan produksi secara efisien danr amah lingkungan; pengembangan penguasaan teknologi produksi sesuaid engan keinginan dan selera konsumen yang mempunyai kualitas dan kuantitas terukur; serta pengembangan penguasaan pangsa pasar regional dan internasional. Untuk itulah, tambahnya, diperlukan kerjasama semua stakeholder untuk saling berkoordinasi, integrasi dan sinkronisasi pada pemberdayaan pemerintah, swasta lembaga perguruan tinggi dan lembaga serta instansi lain yang terkait untuk merealisasikan hal tersebut.

Melalui acara ini, Jupan berharap dapat dilakukan kerjasama melakukan pembinaan terhadap UMKM yang ada di wilayah Jakarta Barat untuk menghasilkan produk unggulan yang mempunyai daya saing melaui standar mutu produk dan barangnya memasuki era globalisasi perdagangan bebas di kawasan ASEAN.

 

 

Turut hadir dalam acara adalah Wakil Rektor III Universitas Trisakti Hein Wangania, Guru Besar Universitas Trisakti Syamsir Abduh, perwakilan MASTAN Tisyo Haryono, perwakilan instansi, serta civitas akademika Trisakti. (dnw,nda)

Unduh materi sambutan Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN di sini