Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Tim Indonesia Raih Emas dan Perak di Olimpiade Standar di Korea

  • Kamis, 14 Agustus 2014
  • 3413 kali

Menjelang peringatan HUT RI ke-69, Tim Indonesia untuk the 9th Standards Olympiad mempersembahkan kado istimewa, yaitu berhasil meraih emas dan perak dalam kompetisi yang diikuti oleh 66 tim dari Korea, Indonesia dan Malaysia. Tiap tim beranggotakan 3 siswa/i dan 1 guru pendamping.

Kabar gembira ini BSN terima dari pesan Line dan Email yang dikirim oleh guru pendamping tim, yaitu Novan dan Charles, selasa (12/08/2014) pukul 3.04 waktu setempat atau sesaat setelah pengumuman pemenang. Tim Sinlui (SMAK St. Lious Surabaya) berhasil meraih medali emas. Tim ini beranggotakan Novan Ali (guru), Sebastian Kenny, Eko Ratmoko, Andy M. Tamerlan. Medali perak berhasil diraih oleh Tim Triden dari SMAK Petra 1 Surabaya. Tim Petra beranggotakan Charles F. Widjajakoesoema (guru), Raymond Christopher Setiawan, Andree Sulistio Chandra, Matthew Gunawan. Untuk grand prize berupa penghargaan dari Perdana Menteri Korea diraih oleh tuan rumah.


Babak Final the 9th Standards Olympiad diselenggarakan pada tanggal 11-12 Agustus 2014 bertempat di KSA (Korean Standards Association) HRD Center, kota An-seong (98 km arah selatan dari Seoul), Korea. Dalam dua hari ini setiap tim mendapat tugas untuk membuat model alat atau produk beserta dokumen portofolio (gambar rancang bangun, rencana standardisasi atau spesifikasi teknis). Tugas ini harus dikerjakan selesai dalam 8 jam, bahkan selesai sampai jam 9 malam waktu setempat berdasarkan informasi yang didapat BSN dari guru pendamping.

 

Esok paginya tim diminta untuk mempresentasikan dihadapan dewan juri dalam waktu 5 menit (termasuk persiapannya) tentang model alat atau produk yang telah dibuat. Adapun model atau alat yang harus dibuat Tim Indonesia adalah Standardized Device to Measure Water Volume (Intensity) semacam Keran Air terstandar. Alat ini harus memiliki bagian (leher) yang dapat berfungsi sebagai pengontrol air keluar minimal dalam 4 level. Setiap level harus dapat menunjukkan besaran air yang dikeluarkan.


Setiap tim hanya diberikan dua botol plastik berisi air, selang karet, tinta biru dan tinta merah. Model yang dibuat setiap tim dinilai oleh juri dengan kriteria, Functionality (device operability, accuracy of marking), conformance with standardization, originality and portfolio).


Sebelum berangkat Korea, kedua Tim mendapat pembekalan dari BSN. BSN telah menyusun jadwal persiapan kedua tim agar bisa menjuarai kompetisi ini. Salah satu persiapan yang sudah dilakukan adalah menulis essai tentang ketidaknyamanan hidup jika tanpa standar dan solusi mengatasinya. Penulisan essai ini bertujuan untuk membuka kesadaran dan kepekaan bahwa hidup tanpa standar hanya akan menimbulkan ketidaknyamanan, kekacauan bahkan risiko bahaya serta standar adalah solusi dari ketidaknyamanan tersebut dan standar bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penulisan essai ini mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh panitia dari Korea (KATS – Korean Agency of Standards and Technology).

Bahkan Tim BSN dipimpin oleh Andry R. Prihikmat, Kepala Bidang Diklat Standardisasi didampingi oleh Kristiati Andriani dan Haryanto langsung memberikan pembekalan, yaitu pada tanggal 17 Juli 2014, bertempat di kampus jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya). Saat itu tim melakukan presentasi essai dan diberikan  pembekalan wawasan standardisasi dan diskusi persiapan untuk Babak Final di Korea.

 

Informasi yang kami peroleh dari Tim, bahwa tahun depan penyelenggaraan Olimpiade Standar akan diperluas dengan mengundang peserta dari Eropa dan Asia Tenggara.

 

Rencananya Tim Indonesia akan pulang ke tanah air sore ini, mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 15.40. Kepala BSN akan menjabat kedatangan tim di kantor BSN dan dilanjutkan makan malam. Selamat untuk Tim Indonesia. (Har)