Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN menerima kunjungan Universitas Atmajaya

  • Rabu, 04 Juni 2014
  • 1023 kali

Dalam pertengahan tahun 2014, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menerima kunjungan pihak Perguruan Tinggi yakni Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) di kantor BSN, Jakarta,  Rabu (04/06/14). Rombongan mahasiswa/i Pasca Sarjana  Program Studi Teknik Sipil, Arsitektur dan Teknik Informatika ini didampingi oleh 2 dosen pendamping yang diterima oleh Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Dewi Odjar Ratna Komala. Tidak hanya sendiri, turut hadir Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Metrawinda Tunus, Staf Ahli Kepala BSN, Sumartini Maksum serta Kepala Bidang Diklat Standardisasi, Andry Ridhya Prihikmat.


Dewi Odjar menyambut baik dengan apa yang telah dilakukan oleh UAJY. Dan beliau mengapresiasi kunjungannya ke Kantor BSN dalam rangka mengenal lebih dekat standardisasi dan BSN.

Dalam kesempatan tersebut, Dewi mengingatkan sebentar lagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dimana akan terjadi free flow of labour. Dalam situasi tersebut, maka standar kompetensi menjadi penting untuk bisa diakui/ setara dengan negara lain.

Oleh karenanya, generasi muda perlu memahami betul mengenai standardisasi. Selama ini yang dilakukan oleh BSN salah satunya adalah mengenalkan standardisasi kepada anak-anak sekolah, seperti ke Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Harapannya, mereka dapat mengenal standardisasi lebih dini yang kemudian tercermin dalam perilaku seperti membuang sampah pada tempatnya atau membaca rambu-rambu lalu lintas.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi, maka peranan dosen dan mahasiswa sangat besar karena tantangan ke depan adalah Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan tidak hanya menguasai hard skill, tetapi juga soft skill.

Dewi berharap kunjungan UAJY ke BSN, bisa menggugah mahasiswa UAJY untuk menguasai standardisasi. Dalam era perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, Indonesia harus mampu mengejar negara tetangga yang sudah memulai lebih dulu pengembangan konsep Green Building, Green Environment, Smart City, dan Digital City.

Paparan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi, Metrawinda Tunus. “Produk Indonesia pun bisa menembus pasar global”, demikian Metrawinda mengingatkan bahwa dengan penerapan tiga pilar infrastruktur mutu yang benar, maka produk Indonesia akan memiliki daya saing yang lebih kuat dalam persaingan internasional. Metrawinda juga menghimbau bahwa tugas kita semua untuk dapat mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara ASEAN yang sudah lebih dulu “berlari”, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan bahkan Brunei Darussalam.

 


Di akhir, Sumartini Maksum selaku Staf Ahli Kepala BSN menyampaikan proses pengembangan SNI yang harus dapat menjamin bahwa SNI yang ditetapkan nantinya harus dapat digunakan. Selain itu, national differences yang dimiliki Indonesia juga harus menjadi pertimbangan khusus dalam proses perumusan SNI demi melindungi keselamatan, keamanan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. (hms/dikmas)