Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Forum Diskusi Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi di Semarang dan Surabaya

  • Rabu, 03 Juli 2013
  • 1859 kali

Dalam  rangka diseminasi informasi standardisasi, BSN tidak dapat bekerja sendiri, perlu mitra kerja dengan pihak lain terutama dengan pusat  informasi di berbagai institusi dan di berbagai daerah. Oleh karena itu keberadaan Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi atau Indonesian Standards Information Network (INSTANET) dirasakan sangat penting. INSTANET  merupakan forum kerjasama informasi standardisasi antara pusat-pusat informasi standardisasi di Indonesia.

 

INSTANET yang digagas oleh BSN sebetulnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu, dan sudah memiliki anggota yang tersebar di berbagi kota. Dalam rangka evaluasi dan pembinaan anggota jejaring, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi selaku focal point untuk kegiatan INSTANET adalah menyelenggarakan Forum Diskusi  Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi di Semarang dan Surabaya.


Semarang, 28 Juni 2013

Acara Forum Diskusi Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi di Semarang telah dilaksanakan di Hotel Grand Candi, Semarang pada hari Jumat,  tanggal 28 Juni 2013.

 

Acara ini dihadiri oleh anggota INSTANET yang berada di wilayah Semarang dan sekitarnya.

 

Forum diskusi dibuka oleh Kepala Pusat Informasi Dan Dokumentasi Standardisasi BSN dengan menyampaikan tentang tujuan diselenggarakannya acara ini antara lain sebagai ajang silaturahmi anggota INSTANET, sharing informasi tentang kegiatan INSTANET dan menggali masukan untuk peningkatan kegiatan kerjasama jejaring informasi standardisasi.

 

Dalam rangka evaluasi, sebetulnya BSN telah menyebarkan kuesioner kepada anggota INSTANET. Namun demikian, untuk menggali masukan dan informasi lebih mendalam untuk perbaikan kinerja INSTANET, dirasakan perlu untuk menggelar forum diskusi diantara anggota. 

 

Dua pembicara pertama yaitu Ir. Bambang Purwanggono,  selaku Ketua MASTAN Dewan Pimpinan Wilayah  (DPW) Jawa Tengah yang mengambil judul presentasi  ”Potensi Kebutuhan Masyarakat Jawa Tengah terhadap Informasi Standardisasi”, dan pembicara kedua yaitu  Sri Sumarsih, S.Sos MIP, Kepala Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang yang membawakan makalah “Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi : Harapan dan Kenyataan”

 

Dalam presentasinya, Ir. Bambang Purwanggono sebagai Ketua MASTAN DPW Jawa Tengah yang juga dosen mata kuliah standardisasi di Universitas Diponegoro ini,  mengatakan bahwa terdapat 3 kelompok yang membutuhkan informasi standardisasi yaitu masyarakat umum, kalangan dunia usaha serta kalangan dunia pendidikan.

 

Bagi masyarakat umum, kebutuhan informasi adalah sebagai konsumen dan pengontrol/pengawas, sedangkan bagi kalangan dunia usaha,  kebutuhan informasi meliputi penelusuran ketersediaan SNI untuk produk yang dihasilkan, terutama  untuk SNI yang telah diberlakukan wajib, serta  ketersediaan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK) berupa laboratorium penguji dan Lembaga Sertifikasi Produk. Juga yang tak kalah penting adalah informasi standardisasi  untuk antisipasi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan awal 2015.

 

 

Sedangkan untuk kalangan pendidikan, kebutuhan informasi ini adalah untuk penumbuhan kesadaran (awareness) tentang standar bagi berbagai lapisan masyarakat (paling tidak penumbuhan kesadaran sebagai konsumen), implementasi standar (dan mutu) dalam bidang penelitian (baik untuk pembuatan skripsi, thesis, bahkan disertasi ataupun kajian yang lebih mendalam) serta implementasi standar dalam bidang pengabdian masyarakat (baik untuk masyarakat umum maupun masyarakat usaha)

 

Lebih lanjut di katakan bahwa di UNDIP mata kuliah standardisasi tidak hanya diajarkan untuk fakultas teknik, tapi juga sudah mulai diajarkan di Jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro. Untuk itu, beliau juga mendukung adanya rencana SNI corner di perguruan tinggi yang ditawarkan oleh BSN agar informasi SNI dapat diakses secara mudah oleh para mahasiswa dan pengajar.

 

Pembicara selanjutnya dari Poleteknik Negeri Semarang  menekankan tentang perlunya peningkatan implementasi kerjasama jejaring, antara lain  peningkatan sosialisasi tentang peningkatan awereness bagi sivitas akademika akan pentingnya standarisasi dan pendidikan standardisasi dalam bentuk pelatihan, seminar;  penyediakan informasi dokumentasi tentang produk-produk terkait standarisasi,  baik melalui TIK maupun dokumen tercetak.

 

Pembicara ketiga adalah Ir. Abdul Rahman Saleh, MSc Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi yang mengupas tentang Kerjasama Jejaring Informasi Standardisasi (INSTANET): upaya apa saja yang sedang dilakukan dan rencana ke depan untuk perbaikan dan peningkatan pemanfaatan INSTANET ini.   Acara diakhiri dengan diskusi dan pembacaan kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu peserta masih merasa perlu untuk ikut sebagai anggota jejaring;   BSN sebagai focal point  akan  menyediakan informasi dalam bentuk dokumen SNI terseleksi sesuai dengan kepentingan  masing-masing instansi; menyediakan alat akses informasi standardisasi (Senarai; katalog SNI; CD Direktori SNI dan Lembaga Penilaian Kesesuaian), serta kemasan informasi (majalah SNI Valuasi, bulletin informasi SNI terbaru, bulletin daftar koleksi terbaru perpusatkaan BSN, brosur, booklet, buku, dan publikasi lainnya)

 

Adapun anggota INSTANET sebagai mitra BSN, akan mengirimkan publikasi ke BSN sebagai bentuk pertukaran informasi (apabila ada) dan akan melayankan dokumen yang diterima, dan dukungan terhadap promosi standardisasi dibuktikan dalam bentuk data laporan. 

 

Surabaya, 14 Juni 2013

Kegiatan serupa telah juga dilaksanakan di Surabaya, tepatnya di Hotel Santika pada tanggal 14 Juni 2013. Acara ini menghadirkan Ir. M. Rosiawan selaku Ketua MASTAN DPW Jawa Timur, dan Elieser Tarigan, PhD,  Kepala Perpustakaan Universitas Surabaya,  dan Ir. Abdul Rahman Saleh, MSc Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi – BSN. Acara ini dihadiri oleh anggota INSTANET diwilayah Surabaya dan sekitarnya.

 

Dalam paparannya, Ir. Rosiawan yang juga dosen pengajar mata kuliah Standardisasi di Universitas Surabaya menerangkan tentang potensi kebutuhan informasi standardisasi di Jawa Timur dan sekitarnya. Dari pengalamannya sebagai ketua MASTAN dan pengajar tersebut, Ir. Rosiawan menilai bahwa potensi kebutuhan masyarakat Jawa Timur terhadap informasi standardisasi cukup besar.

 

 

Dari kalangan industri, kebutuhan informasi adalah terkait SNI wajib. Dari data 240 SNI yang diberlakukan wajib (data tahun 2012) ada sekitar 35% yang terkait dengan metode uji dan atau produk kelautan dan perikanan. Mastan DPW Jatim bekerja sama dengan DKP Kabupaten Sidoarjo telah melakukan pembinaan kepada IKM Minapolitan Sidoarjo. Ada kebutuhan standar terkait peningkatan kapasitas dan kualitas UKM yang bergerak di Kelautan dan Perikanan.

 

Untuk  penelitian, penerapan dan pengembangan pendidikan standardisasi di masyarakat, sekolah dan perguruan tinggi, diperlukan Jurnal Ilmiah, prosiding, laporan penelitian, buku teks tentang standardisasi serta SNI sebagai rujukan.

 

Terkait dengan kegiatan MASTAN, dalam rangka memperkuat struktur keanggotaan MASTAN, usulan kegiatan difokuskan pada rekrutasi anggota dari sektor industri dan asosiasi industry. Rekruitasi akan berjalan dengan baik, kalau anggota yang MASTAN mendapat manfaat dari Standar/SNIyang terkait dengan industrinya.

 

Pembicara berikutnya dari Perpusatkaan Universitas Surabaya memaparkan tentang ”INSTANET: harapan dan kenyataan”. Dikemukakan bahwa sebagai anggota INSTANET, Perpustakaan UBAYA sudah menerima beberapa publikasi dari BSN dan sudah dilayankan.

 

Keterangan gambar:

Beberapa publikasi BSN di perpustakaan UBAYA, dan kegiatan layanan.

 

Di bagian akhir paparan, Elieser mengemukakan tentang usulan untuk peningkatan / perbaikan  INSTANET, diantaranya melalui  rekap data jumlah pemanfaatan layanan; peningkatan sosialisasi melalui media: banner web, printed banner, aplikasi smartphone; peningkatan kemudahan akses lewat Simpul layanan: SNI Corner, Data Base Online.

 

Dalam sesi diskusi, ada berbagai usulan diantaranya dari ITS tentang perlunya bantuan BSN untuk terjun langsung dalam peningkatan sosialisasi tentang keberadaan simpul layanan,  misalnya dikalangan perguruan tinggi, sehingga mereka tahu ada simpul layanan yang lebih dekat, dan lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang standardisasi. Disamping sosialisiasi tentang simpul layanan, perlu pula dipikirkan pelatihan untuk tenaga layanan disimpul layanan agar mereka terlatih dan mampu memberikan layanan informasi kepada pengunjung disekitar simpul layanan tersebut (ttn)




­